Monday, August 5, 2013

Ritual Nikah Sambil 'Perang' Suku osing

Tradisi pernikahan suku Using yang berada di Banyuwangi, Jawa Timur sungguh unik. Tak seperti ritual nikah dari daerah lain, suku Using harus berperang dahulu sebelum disatukan dalam biduk rumah tangga.

Melalui serangkaiaan ritual yang dinamakan perang bangkat, tradisi pernikahan suku Using tampil beda. Bagaimana tradisi penikahan tradisional ini, mari simak liputannya.


Pasangan pengantin Rudi Adi Sanjaya dan Ely Karunia Dewi, warga Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur ini baru saja selesai melangsungkan pernikahan di hadapan penghulu. Namun masih ada 1 tahapan lagi yang harus dilalui keduanya, yaitu nikah adat cara using atau biasa disebut perang bangkat.

Perang bangkat diawali dengan mengarak kedua mempelai keliling kampung. Keduanya harus mengusung seperangkat alat tidur, tikar dan beberapa peralatan lain menuju rumah pengantin pria.

Dalam perang bangkat, pengantin harus duduk bersama ditutup dengan sehelai kain putih serta didampingi satu dalang yang bertugas menjadi juru bicara atau pembawa pesan moral. Dinamakan perang bangkat karena kedua dalang harus berperang dengan cara beradu argumen.

Setelah kedua belah pihak menyetujui persyaratan yang diajukan, maka pasangan pengantin dianggap sah secara adat. Perang bangkat di akhiri dengan ritual kosek ponjen, yakni seluruh keluarga pengantin berebut mengusap uang kertas dan logam yang di taruh dalam sebuah nampan.

Pposek punjen sebagai penanda jika seluruh keluarga sudah memberi doa restu. Namun perang bangkat kini semakin jarang ditemui. Hanya warga suku Using yang tinggal di pedesaan saja yang hingga kini masih tetap mempertahankan tradisi unik ini. (Ndy)

sumber : LIputan6

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon