tag:blogger.com,1999:blog-80961727753514208692023-11-16T08:10:28.431-08:00Info BanyuwangiLaros VJhttp://www.blogger.com/profile/17349126672738929605noreply@blogger.comBlogger29125tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-65235283620848811382017-07-29T13:22:00.000-07:002017-11-03T06:51:14.347-07:0012 Macam Seni Tari Tradisional Banyuwangi <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-CZLIRvFW4mTVKjLWAoClqizpp8481TiWuAZrLEL8juK7RLzp_g4dV9-pzY5de3CfiwD7hyphenhyphen1Wbug9Fnko1ja5NyLdP0KUceNrLsGo1fKQdTVwHJric6kaMsr-UyqXdMPu2BFKDzGU3B3B/s1600/gandrung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="553" data-original-width="1054" height="167" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-CZLIRvFW4mTVKjLWAoClqizpp8481TiWuAZrLEL8juK7RLzp_g4dV9-pzY5de3CfiwD7hyphenhyphen1Wbug9Fnko1ja5NyLdP0KUceNrLsGo1fKQdTVwHJric6kaMsr-UyqXdMPu2BFKDzGU3B3B/s320/gandrung.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<h3 style="text-align: left;">
Tari Gandrung</h3>
Gandrung adalah seni tari khas masyarakat Using yang sekarang menjadi <br />
maskot Kabupaten Banyuwangi. Seorang penari gandrung identik dengan perempuan<br />
yang bergulu menjangan berkaki kijang, yang berarti lincah bagai rusa dan memiliki<br />
suara yang merdu. Struktur pementasan gandrung meliputi jejer, paju, dan seblangseblang.<br />
Musik iringan gending jejer yang semula rancak berganti menjadi lembut<br />
dan penari melantunkan gending Padha Nonton sebagai lagu wajib pembuka.<br />
<br />
Gandrung merupakan salah satu jenis kesenian tradisional Using yang<br />
keberadaannya tetap diminati oleh masyarakat. Salah satu keunikan seni gandrung<br />
ialah terpadunya gerakan tari yang dinamis dengan suara instrumen yang beragam<br />
dan bersuara rancak bersahut-sahutan.<br />
<br />
Dalam pertunjukan gandrung seorang penari<br />
gandrung seringkali melantunkan pantun-pantun Using baik yang terdiri dari dua<br />
larik maupun empat larik. Pantun-pantun tersebut ada yang bernuansa agama dan ada<br />
pula yang bernuansa asmara.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDAD6z-mFf0522TXTHV7lk-854yMdk04HuFUzp_84h-spUjrMYbawE-PhiLgXAW8r0QpHkXIyglS1wfc1o-Pd97l5nvSL9zAnE8UnPg6euMnQVx_Jral7inB3UJ8d6U_HBmD_7kyy73zT3/s1600/tari-seblang-banyuwangi-osing.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDAD6z-mFf0522TXTHV7lk-854yMdk04HuFUzp_84h-spUjrMYbawE-PhiLgXAW8r0QpHkXIyglS1wfc1o-Pd97l5nvSL9zAnE8UnPg6euMnQVx_Jral7inB3UJ8d6U_HBmD_7kyy73zT3/s320/tari-seblang-banyuwangi-osing.jpg" width="320" /></a></div>
<h3 style="text-align: left;">
Tari Seblang</h3>
<br />
Seni tari seblang merupakan tarian sakral yang berkaitan dengan upacara<br />
magis untuk mendatangkan roh halus, roh leluhur atau Hyang. Jenis seni tari yang<br />
hanya terdapat di Desa Olehsari dan Bakungan, Kecamatan Galagah, Kabupaten<br />
Banyuwangi ini diperkirakan sebagai peninggalan kebudayaan pra-Hindu yang<br />
sampai sekarang masih hidup dan tetap dilestarikan.<br />
<br />
Tari seblang adalah tarian yang diiringi gamelan dan dilakukan oleh seseorang dalam keadaan kejiman atau tidak<br />
sadarkan diri (intrance) karena kerasukan atau keserupan roh halus, roh leluhur, atau<br />
Hyang. Tarian ini merupakan sarana pemujaan terhadap roh halus, baik roh yang<br />
bersifat baik maupun yang tidak baik. Jadi,<br />
<br />
gerakan-gerakan yang ada pada tari<br />
seblang merupakan gerakan tarian roh yang merasuk ke wadah penari. Ciri-ciri<br />
gerakannya yiatu dilakukan dengan ritme yang monoton.<br />
<br />
<br />
Pementasan seni tari ini hanya dilaksanakan sekali dalam setahun, yaitu<br />
setiap tanggal 1 Suro bertepatan dengan dilaksanakannya upacara bersih desa atau<br />
selamatan desa. Bila pementasan tari seblang tidak diadakan diramalkan akan<br />
menimbulkan malapetaka bagi masyarakat desa Olehsari.<br />
<br />
Atas petunjuk roh halus,<br />
pada saat ini pementasan tari seblang dilaksanakan pada setiap Hari Raya Syawal,<br />
yaitu tiga atau empat hari sesudahnya. Pementasan tari Seblang dimulai pukul 13.00<br />
sampai dengan pukul 16.00 selama satu minggu.<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx4tGoL37jJuV6IhzUjY51BrE3rFHOWpt2r9gJdrWLS70XqvlC2-l3xs4symQOZufc6Gp-zt1BTx-tX00LbpzbPz4dgzhYG-RQIiXPyCnxOnCsCVgBS9NcHnTcvZO3W9GTklhjVuJru7q9/s1600/tari-barong-banyuwangi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="401" data-original-width="800" height="160" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjx4tGoL37jJuV6IhzUjY51BrE3rFHOWpt2r9gJdrWLS70XqvlC2-l3xs4symQOZufc6Gp-zt1BTx-tX00LbpzbPz4dgzhYG-RQIiXPyCnxOnCsCVgBS9NcHnTcvZO3W9GTklhjVuJru7q9/s320/tari-barong-banyuwangi.png" width="320" /></a></div>
<br />
<h3 style="text-align: left;">
Tari Barong</h3>
<br />
Kesenian barong merupakan teater rakyat yang memadukan unsur tari, musik,<br />
dan lagu serta cerita yang telah baku dan turun-temurun. Pada awalnya, seni ini<br />
merupakan seni pertunjukan yang bersifat sakral dan pementasannya dilaksanakan<br />
hanya pada saat-saat tertentu,<br />
<br />
misalnya pada saat upacara bersih desa yang<br />
diselenggarakan pada minggu pertama bulan Haji (Besar). Tetapi, dewasa ini seni<br />
barong sudah menjadi pertunjukan yang bersifat hiburan sehingga bisa dipentaskan<br />
pada saat pesta perkawinan, khitanan, atau pergelaran-pergelaran seni lainnya.<br />
Kesenian ini merupakan seni rakyat yang secara khusus mengandung ciri<br />
<br />
khas Using, baik yang menyangkut musik, tari, dialog, maupun ceritanya. Di<br />
Kabupaten Banyuwangi yang masih mempertahankan orisinilitas kesenian barong<br />
kurang lebih berjumlah empat kelompok, yaitu kelompok Seni Barong Kemiren,<br />
<br />
Mandalikan, Mangli, dan Jambersari. Akan tetapi, dari keempat kelompok itu hanya<br />
kelompok seni barong Kemiren saja yang masih utuh “keUsingannya” dan sering<br />
melakukan pementasan.<br />
Seni Barong di desa Kemiren diciptakan oleh Eyang Buyut Tompo pada<br />
sekitar 1830-an. Pada saat itu di desa Kemiren ada pertunjukan Seblang yang<br />
dimainkan Embah Sapua. Ketika penari seblang kesurupan, terjadilah dialog dengan<br />
<br />
Eyang Buyut Tompo agar pementasan seblang dipindah ke desa Ole-Olean<br />
(Olehsari), sedangkan di desa Kemiren dipentaskan seni barong. Sejak saat itu ada<br />
ketentuan yang harus dipegang teguh oleh masyarakat, yakni masyarakat desa<br />
<br />
Olehsari tidak boleh mementaskan barong. Seni Barong yang diciptakan Buyut<br />
Tompo ini didasari oleh leluhur masyarakat Kemiren, Eyang Buyut Cili, yakni tokoh<br />
yang dimitoskan dan dianggap sebagai danyang atau penjaga desa Kemiren. Oleh<br />
karenanya setiap pementasan, yakni tatkala barong mengalami kesurupan yang<br />
masuk adalah Buyut Cili.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLkuIw63NudgXZJEx5VwMd_NkHZNm8CbIf8xgocE2YmasZWPSHuAtzb8kXzhBhdESRXg4FHDYZdWJ_e6omgKPdOWQAd8YWscgjmS8viLHdtOJ_XTEb1LEsQ37t31_iOPHosc414skQLw05/s1600/hadrah-kuntulan-banyuwangi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="393" data-original-width="700" height="179" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgLkuIw63NudgXZJEx5VwMd_NkHZNm8CbIf8xgocE2YmasZWPSHuAtzb8kXzhBhdESRXg4FHDYZdWJ_e6omgKPdOWQAd8YWscgjmS8viLHdtOJ_XTEb1LEsQ37t31_iOPHosc414skQLw05/s320/hadrah-kuntulan-banyuwangi.jpg" width="320" /></a></div>
<b>Tari Hadrah Kuntulan</b><br />
<br />
Kesenian hadrah kuntulan lahir tidak terlepas dari sejarah perkembangan<br />
Islam di Banyuwangi. Sebelumnya, hadrah kuntulan ini bernama seni hadrah<br />
barjanji. Menurut beberapa seniman kuntulan berasal dari kuntul, nama sejenis<br />
unggas berbulu putih, yang selanjutnya warna putih ini dijadikan sebagai warna<br />
<br />
busana yang dipakai para pemainnya. Sementara itu, beberapa seniman yang lainnya<br />
seperti Hasan Singodimayan, Andang CJ, dan Sudibjo Aries berpendapat bahwa<br />
nama kuntulan secara etimologis berasal dari kata arab kuntubil yang artinya<br />
terselenggara pada malam hari. Kata tersebut berkaitan dengan aktifitas santri setelah<br />
<br />
belajar mengaji, yaitu untuk melepaskan rasa jenuh pada malam hari mereka<br />
mengadakan kegiatan dengan melontarkan pujian-pujian yang berbentuk syair<br />
barjanji dengan diiringi rebana disertai gerakan-gerakan yang monoton.<br />
<br />
Pementasan seni hadrah kuntulan berupa tarian rodat (penari laki-laki) yang<br />
diiringi dengan rebana ditingkahi vokal barjanjen atau asrokal. Pada awal<br />
kelahirannya, di saat pementasan semua penarinya adalah laki-laki karena<br />
masyarakat menganggap tabu dan melanggar ajaran agama Islam jika tarian tersebut<br />
<br />
diperagakan oleh perempuan. Gerakan yang digunakan juga sangat sederhana, yaitu<br />
gerakan yang menggambarkan orang shalat, wudu’ dan adzan. Dalam perkembangan<br />
selanjutnya, seni hadrah kuntulan mengalami berbagai pernyempurnaan, baik dalam<br />
instrumen musik, tarian, busana, maupun penampilan wanita dalam pementasan.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCRQbBGPDhLLbCkYrCRR1vG3Gtmye4fuvDcblozwu0MT0E9dbOIi1-d5gQ4Zdh6nrB9g838r48U5g0H7-zJbklACHfg4QnJ10UdZ5tFqB_fnQ1axVyr2AxHzpFBa2_G6nqxhET-0VoWZUv/s1600/tari-padhang-ulang.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="480" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCRQbBGPDhLLbCkYrCRR1vG3Gtmye4fuvDcblozwu0MT0E9dbOIi1-d5gQ4Zdh6nrB9g838r48U5g0H7-zJbklACHfg4QnJ10UdZ5tFqB_fnQ1axVyr2AxHzpFBa2_G6nqxhET-0VoWZUv/s320/tari-padhang-ulang.jpg" width="320" /></a></div>
<b>Tari Padhang Ulan</b><br />
<br />
Masyarakat Banyuwangi mempunyai sifat ceria, baik dalam permainan<br />
maupun dalam kesenian. Ketika bulan purnama (padhang ulan) antara tanggal 13–17<br />
bulan Jawa, kaum muda mengadakan permainan di perkampungan-perkampungan<br />
maupun di pantai, baik secara berkelompok maupun berpasangan. Pada saat seperti<br />
5<br />
<br />
ini dimanfaatkan untuk bersenang-senang saja atau untuk mencari jodoh. Situasi<br />
seperti inilah yang akhirnya memberikan inspirasi kepada para seniman Banyuwangi<br />
untuk menciptakan lagu-lagu, gending, dan tari padhang ulan (terang bulan). Sesuai<br />
dengan situasi yang melatarbelakanginya, maka tari padhang ulang mempunyai ciri<br />
khas lincah, gembira, dan agak erotis.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEHIkHlxn6pckhvxv09ktK7TRp2GHT69ho7lwMG6MbWF-eIEUEu6r9AVEYUc8KaH8hfGIFpC6y3ig0OvdwBWZzSmJUhxuxwV-rpjcPh40D_NDWrMpDKLwIiUVYE6rTKTPwNlnRAd68yrBQ/s1600/tari-sabuk-mangir-banyuwangi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="720" data-original-width="1280" height="180" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEHIkHlxn6pckhvxv09ktK7TRp2GHT69ho7lwMG6MbWF-eIEUEu6r9AVEYUc8KaH8hfGIFpC6y3ig0OvdwBWZzSmJUhxuxwV-rpjcPh40D_NDWrMpDKLwIiUVYE6rTKTPwNlnRAd68yrBQ/s320/tari-sabuk-mangir-banyuwangi.jpg" width="320" /></a></div>
<b>Tari Sabuk Mangir</b><br />
<br />
Tari sabuk mangir memiliki latar belakang yang bersifat magis. Istilah sabuk<br />
mangir merupakan perpaduan dari dua kata, yaitu sabuk berarti ikat pinggang dan<br />
mangir nama sebuah desa di Rogojampi. Sabuk mangir terkenal sebagai sabuk sakti<br />
orang Mangir. Berdasarkan kepercayaan bahwa ada kekuatan gaib yang berada<br />
dalam sabuk tersebut, orang Mangir berusaha melawan musuh-musuhnya, baik yang<br />
musuh yang fisik maupun non-fisik.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIXHiMBj5skJ0VZZImadGDhB3Zx5iNcKjrzCvSA8PI0cHTm-KU1CCNDM5-vWdhzymY9dR659d35oleiTD5nyfzX_C7OTkteGU3mxcx963w5TM3WoDAeY5SQuM-Xim8HCYhHL2QWQ5VWOMf/s1600/tari-puputan-bayu-banyuwangi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" data-original-height="360" data-original-width="480" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgIXHiMBj5skJ0VZZImadGDhB3Zx5iNcKjrzCvSA8PI0cHTm-KU1CCNDM5-vWdhzymY9dR659d35oleiTD5nyfzX_C7OTkteGU3mxcx963w5TM3WoDAeY5SQuM-Xim8HCYhHL2QWQ5VWOMf/s320/tari-puputan-bayu-banyuwangi.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<b>Tari Puputan Bayu</b><br />
<br />
Latar belakang tarian ini adalah sebuah ceritera perjuangan seorang wanita<br />
bernama Sayuwiwit yang berperang melawan Belanda (VOC). Sayuwiwit<br />
mengorganisir para pemudi di zamannya dalam sebuah pasukan wanita yang<br />
disegani kawan maupun lawan. Pasukan wanita yang dipimpin oleh srikandi<br />
<br />
Sayuwiwit ini yang melakukan perlawanan terhadap VOC dengan perang puputan.<br />
Perang puputan adalah perang habis-habisan yang menimbulkan banyak korban, baik<br />
di pihak lawan maupun di pihak Sayuwiwit. Perang puputan di desa Bayu inilah<br />
yang menjadi inspirasi terciptanya tari puputan bayu.<br />
<br />
<b>Tari Pupus Widuri</b><br />
<br />
Pupus widuri terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa Using, yaitu<br />
pupus yang berarti daun muda dan widuri adalah nama sejenis makhluk cantik atau<br />
bidadari. Jadi, makna kata pupus widuri adalah gadis muda yang sangat cantik<br />
seperti bidadari. Oleh karena itu, tarian ini dilakukan oleh seorang gadis yang baru<br />
<br />
menanjak remaja. Tari pupus widuri merupakan gabungan dari beberapa gerak tari<br />
tradisional Banyuwangi, seperti tari seblang, tari gandrung, tari gridhoan, dan tari<br />
sedemikian rupa sehingga menjadi suatu gerak yang harmonis dan bisa membuat<br />
penonton terpesona, baik oleh gerakan maupun kecantikan penarinya.<br />
<br />
<b>Tari Keter Wadon</b><br />
<br />
Keter wadon adalah sebuah tari yang diilhami oleh kegiatan burung-burung<br />
pipit yang lincah, bebas berkeliaran di udara, mencari makan di mana-mana tanpa<br />
ada yang menghalangi, kecuali si anak nakal. Mereka beterbangan di udara, hinggap<br />
di atas pohon, bermain di telaga bening, berjemur di panas matahari sambil<br />
<br />
bercengkerama. Namun, malang karena seekor dari mereka jatuh dipanah, disumpit<br />
atau ditembak oleh seseorang yang jahil sehingga ia ditinggal pergi oleh temantemannya<br />
yang lari ketakutan dan mencari dunia yang lebih bebas dan aman.<br />
<br />
<b>Walang Kadung</b><br />
<br />
Tari walang kadung adalah salah satu seni tradisional daerah Banyuwangi<br />
yang penciptaannya berdasarkan pengalaman atau pengamatan terhadap kehidupan<br />
walang kadung di pohon-pohon atau dedaunan. Walang kadung merupakan jenis<br />
<br />
serangga yang biasa hidup di daun-daun muda pohon jambu kluthuk (jambu batu).<br />
Jika diperhatikan, gerakan binatang ini sangat menarik, terutama pada kaki<br />
depannya, kaki belakang yang panjang tidak pernah diam, kepalanya yang tidak<br />
pernah tunduk, serta matanya yang selalu terbelalak.<br />
<br />
<b>Tari Jaranan Buto</b><br />
<br />
Kesenian jaranan buto berasal dari desa Cemetuk Kecamatan Cluring,<br />
Kabupaten Banyuwangi. Istilah jaranan buto mengadopsi nama tokoh legendaris<br />
Minakjinggo (terdapat anggapan bahwa Minakjinggo itu bukan berkepala manusia,<br />
melainkan berkepala raksasa). Instrumen musik jaranan buta terdiri atas seperangkat<br />
<br />
gamelan yang terdiri dari 2 bongan (musik perkusi), 2 gong (besar dan kecil) atau<br />
kencur, sompret (seruling), kecer (instrumen musik berbentuk seperti penutup gelas<br />
yang terbuat dari lempengan tembaga), dan 2 kendang. Sebagai isntrumen<br />
peraganya/utamanya adalah replika (penampang samping) kuda raksasa yang terbuat<br />
dari anyaman bambu. Wajah raksasa didominasi warna merah menyala, dengan<br />
<br />
kedua matanya yang besar sedang melotot. Dalam pementasannya masih dilengkapi<br />
dengan tiga jenis topeng buto (raksasa), celengan (#### hutan) dan kucingan (kucing)<br />
yang kesemuanya terbuat dari kulit. Topeng-topeng ini ini harus digunakan secara<br />
bergantian oleh para pemainnya, baik pemain laki-laki maupun pemain perempuan.<br />
<br />
<b>Tari Campursari</b><br />
<br />
Kesenian campursari disebut juga mocoan pacul gowang (seni baca naskah),<br />
yang merupakan lahirnya seni pertunjukan yang kemudian dinamai seni campurcari.<br />
Pementasan diawali dengan mocoan pacul gowang berupa pembacaan naskah lontar<br />
berbahasa Jawa Kuna dan Jawa Pertengahan yang berisi riwayat Nabi Yusuf.<br />
<br />
Pembacaan naksah lontar ini dilakukan secara ritmis, dan tunduk terhadap aturan<br />
panjang pendek vokal (guru lagu), pupuh atau bait nama tembang (syair) yang<br />
dilagukan. Pada umumnya pupuh yang digunakan adalah pupuh macapat yang<br />
berasal dari tradisi Jawa, seperti Dandanggula, Kinanti, Pucung, Sinom, dan<br />
<br />
Asmaradana. Seusai pembacaan naskah lontar, acara dilanjutkan dengan atraksi<br />
penampilan jenis kesenian lain seperti, kuntulan, janger, gandrung, rengganis,<br />
jinggoan, tarian daerah, kendang kempul, lawak, dan dangdutan. Satu genre<br />
kesenian yang tidak masuk dalam paket campur sari adalah barongan.<br />
<br />
Source : <a href="http://google.com/">GOOGLE.COM </a></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-87254256884496785792013-08-23T00:59:00.000-07:002017-09-01T06:11:38.104-07:00Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPBSShq1Gy_3rB8pnQJnGhbGq4AKsLIc3Aqw-4V4SY7fUsGV3AHwvNSyXDmnbbDC2i9eAuyh3iCoIhWGINA36KJLOBsOHGXhITOunF1T4sJHvDQk9bXSjctiyxLTKULwwcNJalcNfGj4s/s1600/CIMG9538.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPBSShq1Gy_3rB8pnQJnGhbGq4AKsLIc3Aqw-4V4SY7fUsGV3AHwvNSyXDmnbbDC2i9eAuyh3iCoIhWGINA36KJLOBsOHGXhITOunF1T4sJHvDQk9bXSjctiyxLTKULwwcNJalcNfGj4s/s400/CIMG9538.JPG" title="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" width="400" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
pemandangan wisata alam yang masih asri ,air yang sangat jernih dan bersih</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
yang keluar langsung dari sumber pegunungan asli </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
membuat wisata ini selalu ramai banyak di kunjungi para wisatawan lokal dan wisatawan dari </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
luar kota ..wisata alam umbul bening ini mempunyai 4 kolam renang dengan berbagai ukuran</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
dan bentuk sampai kedalaman 40cm sampai 2meter ,pengunjung bebas</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
mau berenang dimana aja sesuai seleranya ...di smping kolam renang di bangun pondok/gasebo untuk bersantai menikmati pemandangan yang masih alami</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
di lengkapi taman yang indah dan tempat bermain anak anak</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
wisata umbul bening ini juga sering di gunakan untuk tempat perkemahan,</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
jangan takut kelaparan karena tempat ini banyak kios2 menjual berbagai</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
makanan dan miniman dengan harga yang terjangkau</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
untuk wilayah wisata umbul bening ini ..bertempat di </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
desa SUMBERGONDO</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
kecamatan: GLENMORE</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
BANYUWANGI</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
DI BAWAH INI ADALAH PEMANDANGAN WISATA UMBUL BENING</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMqQXhJgKRucRX2YVVe6DF7Bop9mPFktcRLjoWC6_IhHm5B5_Z4dryL4TNk84EFEBFrku81Kwb_1n2YnZWimZ8Pg7_QWXqqAPlniYTmqXLPirzh8ube6YqqO3b8anNTOhYquIyLgPYQDds/s320/Photo-0006.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMqQXhJgKRucRX2YVVe6DF7Bop9mPFktcRLjoWC6_IhHm5B5_Z4dryL4TNk84EFEBFrku81Kwb_1n2YnZWimZ8Pg7_QWXqqAPlniYTmqXLPirzh8ube6YqqO3b8anNTOhYquIyLgPYQDds/s400/Photo-0006.jpg" title="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpv1pzCE8-v-Gzj5Axi9BdtszqcWdIpgCYjWZYFqX__q9iTNp3ixsGY7haTipdkLZXLUeqBYdlYWe18TY94auVnClhv6_RxA3SlWouNZWE9BjF5tUToO7PAlFZ5eEeKuGWCnKX93g8-Hw/s400/CIMG9548.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpv1pzCE8-v-Gzj5Axi9BdtszqcWdIpgCYjWZYFqX__q9iTNp3ixsGY7haTipdkLZXLUeqBYdlYWe18TY94auVnClhv6_RxA3SlWouNZWE9BjF5tUToO7PAlFZ5eEeKuGWCnKX93g8-Hw/s320/CIMG9548.JPG" title="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4FT1OpfGle5A5SWKLUTuJKi0FlJ36KD1f8yq84bIbKk5C4__R59cGjmbj4T21HiAfpyD68ilxhm0HgTb5vgpVqd7ZNhPRZo645TnFM_7xl9Vn5SLX_Z0q9PxGwi0IzaryNQu8M_T7LlM/s400/CIMG9561.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" border="0" height="640" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh4FT1OpfGle5A5SWKLUTuJKi0FlJ36KD1f8yq84bIbKk5C4__R59cGjmbj4T21HiAfpyD68ilxhm0HgTb5vgpVqd7ZNhPRZo645TnFM_7xl9Vn5SLX_Z0q9PxGwi0IzaryNQu8M_T7LlM/s640/CIMG9561.JPG" title="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" width="480" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.besttravelpictures.com/wp-content/gallery/cokro-tulung/cokro-tulung-9.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" border="0" src="http://www.besttravelpictures.com/wp-content/gallery/cokro-tulung/cokro-tulung-9.jpg" height="480" title="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqJS7fr-yYB0ijuINPN8q6IGlhix6hy4JoMIAJJ8wCI7RZrkg9bHBzu0F0jjvFnAZ3q50bvFErnjmcLrSLRz9uUvvzKHFOkO7iJKGImukvQJehEZjaXwLWZnr3zCSHoogHKFIrG_pNXHoq/s320/Photo-0010.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqJS7fr-yYB0ijuINPN8q6IGlhix6hy4JoMIAJJ8wCI7RZrkg9bHBzu0F0jjvFnAZ3q50bvFErnjmcLrSLRz9uUvvzKHFOkO7iJKGImukvQJehEZjaXwLWZnr3zCSHoogHKFIrG_pNXHoq/s640/Photo-0010.jpg" title="Keindahan Wisata Umbul Bening Banyuwangi" width="640" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
SELAMAT BERKUNJUNG DI WISATA UMBUL BENING</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
SEMOGA LIBURAN ANDA MENYENANGKAN</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-75486965209396650122013-08-22T20:47:00.001-07:002017-11-03T06:52:17.961-07:00Wisata Alam Umbul Pule Banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd4VOvx1TpQm2lfs0FoFYxSqthM3XqvXeDxSKfowI4J3hCRAG6ad2HS5Nnf7HoNSp68RCamX4MjcUejlGwrCSlgYsOpc1HRLed8SJkAjsxe4vnbiYozjlEB0sYENWSY6t_VkchVYAQVdw/s320/umbul.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Wisata Alam Umbul Pule Banyuwangi" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjd4VOvx1TpQm2lfs0FoFYxSqthM3XqvXeDxSKfowI4J3hCRAG6ad2HS5Nnf7HoNSp68RCamX4MjcUejlGwrCSlgYsOpc1HRLed8SJkAjsxe4vnbiYozjlEB0sYENWSY6t_VkchVYAQVdw/s400/umbul.JPG" title="Wisata Alam Umbul Pule Banyuwangi" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
UMBUL PULE adalah sebuah telaga jernih yang konon airnya tak pernah surut meski musim kemarau panjang tiba. Air air yang dikeluarkan oleh mata air umbul oleh penduduk sekitar digunakan untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian,perikanan, air minum, dan wisata.<br />
<br />
Usaha yang disebut terakhir ini yang akhirnya banyak memberi warna dan dampak positirf bagi kehidupan masyarakat di sekitarnya, sehingga tidak aneh kalau dalam perkembangannya Umbul Pule lebih dikenal sebagai salah satu tempat wisata populer yang banyak dikunjungi pengunjung yang berasal dari berbagai daerah di Banyuwangi maupun luar kota.<br />
<br />
Umbul Pule terletak di Desa Sumbergondo, Kec. Glenmore. Tempat wisata yang lokasinya sekitar 10 Km ke arah utara kota Genteng ini, menyuguhkan wahana kolam renang dan seluncur air. Alam pedesaan Sumbergondo masih asri. Udara di sekitarnyanya sejuk, ditambah pemandangan indah di lereng Gunung Raung.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHrHh3Z-pvtEgf6ZZrBY0jQ9dV_nLxilVv2OTM3BxHGHhyphenhyphenydoaaflXc8vxcRMYuiMzqbh2ARoyLV02o029oTpDvLnedhgsPsDXNdfQdo80kRt63kp4NERe0hcIrBE68agvQ6v6EvO4_0k/s400/umbul+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Wisata Alam Umbul Pule Banyuwangi" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHrHh3Z-pvtEgf6ZZrBY0jQ9dV_nLxilVv2OTM3BxHGHhyphenhyphenydoaaflXc8vxcRMYuiMzqbh2ARoyLV02o029oTpDvLnedhgsPsDXNdfQdo80kRt63kp4NERe0hcIrBE68agvQ6v6EvO4_0k/s400/umbul+3.JPG" title="Wisata Alam Umbul Pule Banyuwangi" width="322" /></a></div>
<br />
<br />
Selain kolam renang utama, terdapat sebuah kolam renang modern yang dilengkapi dengan taman dan bumi perkemahan. Kolam renang dengan air yang benar-benar dingin, dilengkapi dengan waterboom yang lumayan tinggi dengan suasana pegunungan yang masih asri. Sebuah tempat wisata yang tidak boleh terlewatkan ketika anda berada di Banyuwangi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRgEqvhtFe5HTx8zYoMI_2ghCskvUZzlTmVf3s4aEuy078jK0zNTpoIz53iG4J0vYATX32QirkY1pZf0J2YCUAREZpY1EN8GDeUm7QhtU3SDUeZ7NHSosFHUehfoNzkBsYuWt_Jdt34Tc/s320/Umbul+Pule+%283%29.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Wisata Alam Umbul Pule Banyuwangi" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRgEqvhtFe5HTx8zYoMI_2ghCskvUZzlTmVf3s4aEuy078jK0zNTpoIz53iG4J0vYATX32QirkY1pZf0J2YCUAREZpY1EN8GDeUm7QhtU3SDUeZ7NHSosFHUehfoNzkBsYuWt_Jdt34Tc/s400/Umbul+Pule+(3).jpg" title="Wisata Alam Umbul Pule Banyuwangi" width="400" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
Letak Umbul Pule yang bersebelahan dengan tempat wisata sejenis yang bernama Umbul Bening, sering kali membuat pengunjung salah masuk. Awalnya mungkin ingin ke Umbul Pule, tapi malah masuk ke Umbul Bening, atau sebaliknya. Tapi sebenarnya tidak masalah, karena kedua tempat wisata ini sama indahnya. <br />
<br />
Tips Menuju Wisata Umbul Pule <br />
Dari kecamatan Genteng ke utara sejauh 7 km menuju kecamatan Sempu. Dari kecamatan Sempu menuju desa Sumbergondo, kecamatan glenmore sejauh 3 km melewati stasiun Kalisetail dan stasiun Sumberwadung untuk selanjutnya mengikuti petunjuk jalan menuju lokasi.<br />
<br />
sumber : <a href="http://www.banyuwangi.us/2012/05/wisata-umbul-pule.html" target="_blank">www.banyuwangi.us</a> <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-36614049187820788452013-08-22T18:02:00.000-07:002017-10-28T05:53:52.453-07:00Belajar Bahasa Osing Dengan Kamus Lengkap<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJBXwfsax9Bw4StJZ6ukyv6UpHUFuZj2zVuZbCz0Z4hvhyFxRGOyhj_fUX5RH6bZly-taDLSLj6-zeoI-2RnDgUZRs9tqOu1gRyjaO0c6HqcBNZk0qo3fdMetrIZU2iTeyuB6OAlfrdogX/s1600/kamus.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Belajar Bahasa Osing Dengan Kamus" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJBXwfsax9Bw4StJZ6ukyv6UpHUFuZj2zVuZbCz0Z4hvhyFxRGOyhj_fUX5RH6bZly-taDLSLj6-zeoI-2RnDgUZRs9tqOu1gRyjaO0c6HqcBNZk0qo3fdMetrIZU2iTeyuB6OAlfrdogX/s400/kamus.jpg" title="Belajar Bahasa Osing Dengan Kamus" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
A<br />
Apalagi : paran maning<br />
Apalagi kamu: Nyalingo hiro<br />
Acap kali : paceke,angger<br />
Alasan : Anggul-anggul<br />
Ada : ono,onok<br />
Aduk : guthek<br />
Ada apa : ono paran<br />
Adu : bombong<br />
Agar supaya : myakne, Myane<br />
Air : byanyu<br />
Air meluap( deras ): Belabur<br />
Akan : Nak<br />
Aku : Isun, sun, hun<br />
Akrab/kenal : Wawuh<br />
Akar : Odod<br />
Ajaran : Wuruk<br />
Ambil : ampet, juwut<br />
Ampas kopi : Gedhoh<br />
Amuk : Imuk<br />
Angkat : Junjung<br />
Anak yang masih kecil/balita : Teek<br />
Anak/pemuda : lare<br />
Anak laki-laki : thulik, lik<br />
Anak perempuan : jebeng, beng<br />
Anak yg blm tahu apa2/hijau : lare buru sore<br />
Ancam : ancas<br />
Ancur : Riyukk<br />
Anda : riko<br />
Anda( yg di hormati) :ndiko<br />
Andai : mungguo,Anggone<br />
Alot : Waled<br />
Apa : paran<br />
B<br />
Bambu : Jajang<br />
Basah : kepos<br />
Babi hutan : Celeng<br />
Basah kuyup : Kelumus<br />
Bablas : larad<br />
Balapan : Gyalapan<br />
Bakar-bakaran : Opor-oporan<br />
Bagusan : anguryan<br />
Bagusan : Banguryan<br />
Bagaimana : kelendhi (kelendhay jika dibelakang kalimat)<br />
Bantah : talar, nalar<br />
Bapak : bapak (byapak)<br />
Baru tumbuh : Merujuk<br />
bandel (tidak bisa diberi nasihat) : cengkal<br />
barusan : buru<br />
Bau badan yg tak sedap : Beledhus<br />
Bawah pintu : jerajabyan<br />
Berenang : Ngeloyong<br />
Bersinar : Mencorot,mencirat<br />
Berlari : Melayu/melayau<br />
Bentak : gemprak<br />
Bertunas : Meltik<br />
Ber(berapa): Jak (berapa orang anaknya=Jak piro larenek)<br />
Bertunas : Merujuk<br />
Berdesak-desakan : Wel- welan<br />
Besar tinggi :Junggrang,jungglang<br />
Biar : makne,myane<br />
Biarkan : genengno<br />
Bermain : memengan .<br />
Berputar kencang sekali : Lenged<br />
Berputar2 lepas kendali : Ngontreng<br />
Bening : Kening<br />
Bibi : Bik<br />
Belok : beluk<br />
Bedug : Jedhor<br />
Begini : gedigi (gedigai)<br />
Begitu : gedigu (gedigau)<br />
Berani sekali : angas<br />
Beramai- ramai = Ompyok-ompyokan<br />
Berangkat : Mangkat<br />
Berat :abot<br />
Berkilauan/bercahaya : MUbyar<br />
Berika,taruhkan,tempelkan : ndonono<br />
Berani : wanen<br />
Berserak : Mbelakrak<br />
Besar : Gedhig<br />
Betul-betul : Seru<br />
Beranian : wanenan<br />
Bandel : Mbenu/mbenau<br />
Bandel /ngeyel : Cengkal<br />
Belepotan dimulutnya : gujreh.<br />
Berhenti : ngempos<br />
Berhubung : sarehne<br />
Betah : pernah<br />
Bekas : Pecak<br />
Betis : Kempol<br />
Bersihkan BAB dg air = cewok<br />
Bikin betah : mernahi<br />
Bicara/marah : celathu (untuk perempuan)<br />
Blambangan : blambyangan<br />
Bohong : gubab (gubyab)<br />
Bolos : lencur, melencur<br />
Bubungan : wuwunyan<br />
Buka sedikit : mingis<br />
Buka lebar-lebar : Jemblang<br />
Bukalah; Jemblangen (bukalah pintunya = Jemblangen lawangek)<br />
Bulan : ulan (baca ulyan)<br />
Bunga : kembang (kembyang)<br />
Bodoh : bongol/goblog<br />
Bodoh sekali : lengek<br />
Bodoh sekali : belog<br />
Bodoh dan pelupa : Dongong<br />
Bukakan : Engekno<br />
Buka : Bliyak<br />
Buang : Buyang<br />
Bungkus nasi/kue yg menggunakan daun pisang ; Ethuk<br />
Bukit : Puthuk<br />
Buah kelapa yg masih sangat muda : Cengkir<br />
Buru-buru/tergopoh-gopoh : Gopoh<br />
Busyett : Cerret<br />
Busyeet : Nagud ( Busyet dah = Nagud oro… )<br />
Busyet : Byalakk ( Busyet dah = Byalak aw……. }<br />
Busyet : borrok ( busyet dah = Borrok oro weh….)<br />
Busyet : Celleng oro ( Kasar )<br />
C<br />
Cari : golek golet.<br />
Carikan : golekeno, golekaken<br />
Cepat : gancang (gyancang)<br />
Ceria : gromyoh<br />
Ceroboh : ampah<br />
Cekung/menjorok kedalam : DEkok<br />
Cekung kebawah/berubah bentuk : Jelekong<br />
Celingukan : Perdang-perding<br />
Cemburu : Cupar<br />
Cigukan : Sigunen<br />
Cium : ambung<br />
Mencium: Ngambung<br />
Cincin : gelang alit<br />
Cinta : demen<br />
Ciduk sayur : Erus<br />
Coba : abero<br />
Coba : Aruo<br />
Coba : Acake<br />
Contoh : Tulodho<br />
Condong : Doyong<br />
Cuma : mung<br />
D<br />
Dari pada : ketimbyang, Timbyangeno<br />
Daki : Kathak<br />
Dibiarkan : digenengaken<br />
Debu : Lebu<br />
Dekat : parek<br />
Di bohongi : Di apeni<br />
Depak,sepak,terjang : Ndumpak,dhupak<br />
Dengan : ambi<br />
Dengan : Kambi<br />
Dengan segala upaya : takal-takalan,petakalan<br />
debu= lebu<br />
Di : ring, nong<br />
Di marahi : Di uwel<br />
Diapakan : Dikapak<br />
Dibawa : digowo<br />
Dibawa dan terseret : Diterak<br />
Diseret : diered<br />
Di bawah tempat tidur : Longan<br />
Dipotong-potong menggunakan tangan/tanpa meggunakan alat : Potheng-potheng<br />
Dimasukkan ke air : Nclob<br />
Dia : yane<br />
Disimpan : diparoti<br />
Dulu(waktu) : bengen<br />
Dulu sekali : Wingek<br />
Duluan : sulung ( baca solong)<br />
Dower/menganga: Njebebeh<br />
E<br />
Entah : embuh<br />
Enakan : alung<br />
Encer : Ancang<br />
Enggan : sungkan<br />
Empedu : Amperu (MUtah amperu; mutah sampai terasa di empedu)<br />
Ekor terpotong : Bukung<br />
F<br />
Fasih /jelas : Kecoh<br />
G<br />
Galah panjang : Ganjur<br />
Galah : Sengget<br />
Ganti : Genten<br />
Gantian : Gentenan<br />
Gayamu( Sifat/tingkah) : Abete {kasar)<br />
Garis : Garit<br />
Gurau/merayu : gredoan<br />
Gerah/berkeringt : ongkeb<br />
Gempar : Ontrag<br />
Gemericik : Gemerojhog<br />
Gelap : Jumbleng<br />
Gaya bicara yang ekspresif, dinamis, dan dramatis : Aclak<br />
Gigih : tatak<br />
Giat : Patheng<br />
Guru : gurau<br />
Gurau(canca) : muyab<br />
Gemetar : Nderini<br />
Gosong : Gempung<br />
Gondrong dan kumal : Jibros<br />
H<br />
habis = enteng<br />
Hambar : Campak<br />
Hancur : Ndedek<br />
Hadang : Bebeng<br />
Hati2/sabar : Serantan<br />
Hancur : Empur<br />
Hancur : Lutrek<br />
hantu: cubok<br />
Hanya : Mung<br />
Hajar : Sait<br />
Hajar beramai-ramai : Krutugh<br />
Hangus : Gempung<br />
Heboh : Ruces<br />
Hadapi : depani<br />
Hitam : cemeng<br />
Hitung : Reko<br />
Hitam sekali : nggelinseng<br />
Hilang sedikit : Gothang<br />
Hilang/ pergi : Mamut<br />
I<br />
Ingkar : nyulayani<br />
Ingkar : Suloyo<br />
Ingat : enget<br />
Ibu : mak<br />
Istri : rabi<br />
Impas : pakpok<br />
Injak : idek<br />
Injak dg keras (sengaja) : Gejroh<br />
Ikat : Puket<br />
Ikat : Cancang<br />
ikat (dibuat permainan) :ketheni<br />
Intip : inceng<br />
Ingin Lagi : Kuryangen<br />
Itulah makanya: Prandane<br />
J<br />
Jadi : poco/k<br />
Jalan : lurung<br />
Jalan-jalan keluar rumah : nggeledrek<br />
Jari : driji<br />
Jatuh : temebluk, tibok<br />
Jatuh dari atas : Temebluk, cicir<br />
Jatuh karena salah jalan : Keseliring<br />
Jatuh tersandung/terpelosok: Kejiglang<br />
Juga : Ugo, pisan<br />
Jalan/lari kehilangan kendali dari ketinggian ; Larad<br />
Jatuh tertelungkup : tibo kesereb<br />
Jera : Kawus<br />
Jemput : Papag<br />
Jangankan : ojo papak<br />
Jalan jalan tak menentu : ngelepek<br />
Jalan : lurung<br />
Jalan pelan(u/suara); gemerecek<br />
Berjalan (berirama) : Tayongan<br />
Jotos : Jorong<br />
Jotos : Sontok<br />
Jongkok ; ngogrok<br />
Jumpa : carok<br />
K<br />
Kampak : Perkul<br />
Kamu : Siro<br />
Kain lap : Kusut<br />
Kaku : Kekok<br />
Kepeleset ; geberejed<br />
Kalah sebelum bertanding : Nggeledeg<br />
Kalah sebelum bertanding : Ngelencur<br />
Kacamata : tasemak<br />
Kakak laki2 : kang<br />
Kakak perempuan : Mbok<br />
Kakak yang masih kecil : kang ilik<br />
Karena : Kerono<br />
Karena : Polae<br />
Kagum : kajon<br />
Kalau : kadhung,kocap<br />
Kalah menang urusan belakang : Kalah cacak menang cacak<br />
Kalah menang urusan belakang :Kalah cacak menang apruo<br />
Kakak perempuan : mbok<br />
Kakek : kakik<br />
Kalau : kadung<br />
Kalau : Kadhak,dhak<br />
Kamu : siro, iro, hiro<br />
Kasih, sayang : welas<br />
Kira : Tanggo ( hun tanggo riko mau nyang pasar = sy kira kamu kepasar)<br />
Kemarin : Wingyenanek<br />
kemarin: Sabhane<br />
Kenapa : apuo<br />
Keinginan yg menggebu : kayalen<br />
Kena : Keneng<br />
Ketakutan sekali(terkejut) : Gegeten<br />
Ketagihan : Kuryangen<br />
Kecil/ringan : Rencek<br />
Kecil sekali : cilil<br />
Kecuali : kejobo<br />
Kepala yg berdarah : Bucur<br />
Kebanyakan air : Kimbyang-kimbyang<br />
Kebiasaan/biasa : Tumyan<br />
Kenyang/puas sekali : Mongod-mongod<br />
Kenyang ,sering,puas : Tuwuk<br />
Kental : Kenthel<br />
Keras kepala : wangkot<br />
Kesiangan/kurang tidur : karipan<br />
Keruh : getuh<br />
Ketemu : kecaruk<br />
Kena : Keneng<br />
Keterlaluan : keseron-seron<br />
Kebanyakan : Kejolok<br />
Kebagian : Umyan(tdk kebagian= heng Umyan)<br />
Ketombe : reki<br />
Kekar : dhempak<br />
Keras/alot : Atos<br />
Kipas : ilir<br />
Kipas-kipas : ilir-ilir<br />
Kramas : wowong<br />
Konyol : Kenyab<br />
Korek api : coret<br />
Kothor sekali : Belebegh<br />
KOyak : sbrak<br />
koyak: bongak<br />
koyak kecil : bered<br />
Kurus : gering<br />
Kurus : Kenci/ai<br />
Kuat : Tatag<br />
Kuat,gagah,berotot : Pethekel<br />
Kupas : Kencet<br />
L<br />
Larang : Penging<br />
lancar : Gyangsar<br />
Lantang(banyak bicara) : Cabyak<br />
lancar: kemelser<br />
Larang /marah: Uwel<br />
Dilarang dgn marah2 : Di uwel<br />
Letoy ,lemas : Lesuh<br />
Lebih baik : anguryan,angur Byangur<br />
Lagi : maning<br />
Lama : lawas<br />
Lama/usang : Luwas<br />
Laris : Gyaros<br />
Lampu : dyamar<br />
Lampu lentera : dyamar telempek<br />
Lelaki belum menikah : lancing<br />
Lepas : coplok<br />
Lempar : benthuk<br />
lempar : uncal<br />
Lemak(gajih) : Lemon<br />
terlempar beberapa kali : muncal- muncal<br />
Lempar dengan sengaja : Clorong<br />
Lemas : Lesuh<br />
Dilemparkan: Diclorongaken<br />
dilempar-lemparkan : Diclorong-clorongaken<br />
Lengket : Jangged<br />
Lebat : sekali miyut<br />
Lari ketakutan = ngepret<br />
Luas : wero/ Werok<br />
Lubang kecil : Jelowokan<br />
Lubang besar : Juglangan<br />
Lunak sekali : Genjur/Nyunyur<br />
Luka /infeksi : Borok<br />
Lumpur : Belethok<br />
Licin : Lunyau<br />
Lidi : Semat<br />
Lewat : liwyat<br />
Lihatlah : delengen tah<br />
Lompat : mlencung,Temencog<br />
Lucu : lucau<br />
M<br />
Main : mengan<br />
dipermainkan(spt barang mainan): diewel-ewel<br />
Mampus : lodhong<br />
Mampus kau : Lodhong iro.<br />
masak ?(kaget) :Endane<br />
Masak iya?( Kaget ): Using tah<br />
Mangkok : jembung<br />
Masak(buah): mateng<br />
masak sekali/lunak(buah): nyunyur<br />
masak sebelum waktunya ; genjur<br />
Mantap sekali : Kesemek-kesemek<br />
Mantra : sowok {ada yang putih dan hitam)<br />
mantra untuk pertandingan : Rapuh<br />
Mantra untk pengobatan : Sowok<br />
Mantra untuk kejahatan : Sowok,tenung,sihir<br />
Mantra untuk pengasihan : Santet<br />
Mantra yg ditempatkan disuatu tempat : Pesengan(mantra dibungkus)<br />
Marah/murka : Moring<br />
Matikan(tiup) : Kebes<br />
Makan : madhyang<br />
Masak? : endyane?<br />
Masak ? : Using tah?<br />
Masih : magih<br />
Mata : moto<br />
Mendidih : gemulyak<br />
Mempermainkan yang lebih tua : Kenyab<br />
Meskipun : masio.ambekno<br />
Meniti jalan agar tdk jatuh(sambil pegangan) : NGampar<br />
Memang : Mulok<br />
Mendingan : Aluk<br />
Memang : Setalangan ( memang ngapain kamu disitu?=setalangan ono paran siro ring konok?)<br />
Memasukkan sesuatu kelobang : Lodhok<br />
Memekakkan telinga : Gumbleng<br />
Menggairahkan : kenyes-kenyes<br />
Menghiraukan /mengindahkan : melengon<br />
Menjemur badan biar kering : Caring<br />
Merunduk : Mungkruk<br />
Mengasah pisau : Ongkal<br />
Tidak menghiraukan : heng melengon.<br />
Menyamakan/tidak membeda-bedakan (terkesan tidak sopan) : Bingkak<br />
Menyebabkan mabok : Muronai<br />
Mengapa : apuwo<br />
Meja : mijo<br />
Melingkar : melekintheng<br />
Menggelikan/memuakkan : Ndol<br />
Menginjak : Mancad<br />
Melepaskan serangan tangan : Sait<br />
Meletus : meledos<br />
Merajuk : Ngambul<br />
Merah muda : Kapuronto<br />
Suka merajuk : Ngambulan<br />
Merona : Mberanang<br />
Menyusut : Kimples<br />
Mempan : tedyas<br />
Memasukkan tangan : Ludhek<br />
Menyelesaikan : Mungkasai<br />
Menyembul : Mungub<br />
Memanggal : Puges,pugel<br />
Membuka yang ditunggu : Ludhang<br />
Membersihkan /memukul ke badan dg alat yg tdk membahayakan : Gebros<br />
Menyebrang : Sabrang<br />
Mati(kasar) : Bongko<br />
Malas makan karena aromanya : Uneg-unegen<br />
Monyet : bojog<br />
Mulut yang ditampar : tempong<br />
Musang : luwyak<br />
Marah gak menentu : emok<br />
Marah : Moreng/moring<br />
Minyak tanah : Lengo gas<br />
Mutar-mutar tersesat: Unyeng-unyengan<br />
Muncrat : Meloncrot<br />
Muntah : Melekok<br />
Monyet : Bojog<br />
N<br />
Nampak : Katon<br />
Nenek : Embyah<br />
Nakal : Tambeng<br />
Nakal : Mbenu/mbenau<br />
Nanti malah : Gulakane<br />
Nanti malah : Tuwyas<br />
Nama : aran<br />
Nikmat : gurih<br />
Nikmat sekali : Enjyong<br />
Nikmat sekali : Sokheh<br />
Nyaman : mernahi<br />
Nafsu sekali,semangat : Gyayab<br />
Nutupi : Ningguli<br />
Ketutupan : Ketinggulyan<br />
O<br />
Oles : boreh<br />
Orang : lare, wong<br />
Orang Osing : wong osing.<br />
Orangtua : wong tuwyek<br />
Ogah : emong/mong<br />
P<br />
Pacar : Sir-siran<br />
Pacaran : Sir-siran<br />
Pacaran : Byakalan<br />
Paha : Pokang<br />
Pasrah : Lilo<br />
Pasrahkan : Lilakeno<br />
Padahal : mongko<br />
Panggung : Tratag<br />
Papan :Belabag<br />
Peras : Wejek<br />
Paha ; Kempol<br />
Padam : kebes<br />
Padahal : Saliho<br />
Paling-paling /mungkin : nai, nawi (nawai)<br />
Paling : seru<br />
Panen padi : Ngyampung<br />
Panggilan pasaran ,Dab(jogja) , Rek (surabaya) : Laré ,Ndoh, pek, thulin (Osing)<br />
Paman ; Man<br />
Patah : Kuthung<br />
Pastinya : Ukuryane<br />
Penakut : Getap<br />
Peyot : Desok<br />
Peyot kebawah : Jelekong<br />
Pecah : bencah<br />
pecah berkepingpkeping : sewelan<br />
Penampilan yg kumuh : Dywhoss<br />
Penuh : Bhekk<br />
Pikiran jadi plong : penyar<br />
Pisau : Lading<br />
Parang : Boding<br />
Pisang selai : Sale, gedhang goreng sabun<br />
Pisah/pecah : Pethal<br />
Peliharaan : rumyatan<br />
Percaya diri : juwyari<br />
Plan-pelan : Edheng-edheng<br />
Penuh : mamblegk<br />
Penutup masakan(terbuat dari tanah ) : kekeb<br />
Perhatian : gyati<br />
Perhatikan : ibuka’en [Ibukeno solong lare ikau = Perhatikan dulu anak itu)<br />
Pelit : melid,Medit<br />
Pelit sekali : Kumed<br />
Pegangan senjata : Pesantikan<br />
Pertama : kawitan<br />
Pertamanya : Maunane<br />
Penakut : Kacangan<br />
penakut : Getap<br />
Pegang : Candhak<br />
pegang -pegang = uchek-uchek<br />
PSK : senuk<br />
Perangkap duri besar : Sunggrak.( benda2 runcing/duri yang mematikan pada perang bayu. banyak dipasang jebakan-jebakan yang dinamakan sungga (parit yang di dalamnya dipenuhi sunggrak)<br />
Pukul pakai barang yg tdk membahayakan : gebros<br />
Pukul pakai kayu : Sampat (biasanya utk anak2 kecil)<br />
Pukul pakai kayu daun kelapa : Mbongkok<br />
pukulan telak : Jhemethot<br />
terkena telak(karena jatuh,pukulan) : jhemekok<br />
Putus : Tugel, Pedhot<br />
Putus : Suwing<br />
putar : unyeng<br />
putar kencang sekali : lenged<br />
putar di tempat(orang): ipek-ipek<br />
Putus /Selesai : Campleng<br />
Puas / berulang kali : Towok<br />
Punggung : Boyokk<br />
Pusing : munyer<br />
R<br />
Ranting bambu : Sangkrah<br />
Ragu-ragu: Mang-mangen<br />
Ramai /ricuh : Royak<br />
Ribut : Obyogh<br />
Rakus : kerahang<br />
Rakus sekali : byangsong,kerahang<br />
Rata: rotok<br />
tidak rata : mrongkol<br />
Retak : Bengkah,bengkrah<br />
Ribut : Gomprang<br />
Robek : Suwek,Suwak<br />
Rombak : Bugreh<br />
Rusak(wajah) : Njepopor<br />
Rusak sampai berair : Berrek<br />
Rusak : Lutrek, Lonyod<br />
Rusak : Rencem<br />
Rusak parah : Lekrekan<br />
Rusak : Jebod<br />
Rusak : galir<br />
Rumah : umyah<br />
Ruang tamu : Byalek<br />
Ruang dapur : Pawon<br />
S<br />
Sabuk : Epek<br />
Saja : byaen<br />
Saja : Beloko, Belokon( digu beloko moring yahh = begitu saja marah }<br />
Saking : serang<br />
Salah jalan : Kebabyas<br />
Sampai : taker<br />
Sampai segitunya ; Mesasat<br />
sampai tujuan : gadug<br />
Sampah : deketan<br />
sampah berserakan ; deket<br />
Santet : pengasihan(magis merah/kuning)<br />
tenung/sihir : magis hitam(versi osing)<br />
sowok : magis putih<br />
Sangat : kari (ditempatkan sebelum kata sifat), temenan<br />
sanggup = kaup<br />
Sawi : sawen<br />
Saya : ingsun,isun, hun<br />
Sayup-sayup : lamat-lamat<br />
Sayap : Serwiwi/ai<br />
Sayang : eman<br />
Sayang (cinta) : welas<br />
Sayur : jangan<br />
Sayur nangka : jangan tombol<br />
Sayur dari belondo :Jangan lerobyan {belondo : sisa pengolahan minyak kelentik/kelapa)<br />
seregh =kunci<br />
slorogyan : laci<br />
sleregyan : slide<br />
sarang : mencegah hujan<br />
suggyal : bertingkah liar<br />
Sedih sekali : keronto-ronto<br />
Sebaya : Sakpantaran<br />
Sebenarnya : Berane<br />
Seret : Ered<br />
Sering/ Kebiasaan : Tumyan<br />
Sembuh : aron<br />
Semerbak : semembrung<br />
Sendiri : dewek<br />
Sedang/ pas lagi : Byangete<br />
Sering : kerep,angger<br />
Sering : Pati<br />
Sendirian : dewekan<br />
Senggama : Ancik<br />
Bersenggama : Ancik-ancikan,ondo-ondoan<br />
Senyum : unyik,monyik<br />
Sembunyi : sengidyan<br />
Sembunyikan : Sengidyakaken<br />
Semoga : Mugi<br />
Sejak/semenjak : Sakat<br />
Sesuai : Bera-i<br />
Seperti ini : gedigEnan<br />
Seperti itu : GedigOnan<br />
Setengah gila : serepet<br />
Siapa : sopo, hopo<br />
Siap : Cawis<br />
Sikap/tingkah : abed<br />
Sikapmu : Abed iro (kasar)<br />
Silau : Kedhapen<br />
silau : ulap<br />
Sisir rambut : Garu/au<br />
sedang menyisir rambut : Garuan<br />
Sirsak : nongko londo<br />
Sudah : wis<br />
Suka taruh barang sembarangan : tembyeler<br />
Sobek menganga : Bongak<br />
Sobek jadi dua : Sibrak<br />
Sompel : guwang<br />
Sombong : Gathak<br />
sombong : anggak<br />
Suara jatuh dengan tiba2 : Gemerubyas<br />
Suara mengagetkan yg tiba2 : Gemerosak<br />
Suka memberi : Awean<br />
supel : gromyoh<br />
T<br />
Tajam : Landhep<br />
Tangga : Ondok<br />
Tata : tap<br />
Tetapi : taping<br />
Tadi : mauko<br />
Tadi : muko<br />
Tamak / rakus : kerahang<br />
Tampar : tempeleng,tabyas<br />
Tampar : tapeng<br />
Tampar : tabyas<br />
Tampar : Tempeleng,Tapuk<br />
Tangan kosong : enthal-enthul<br />
Tangkai : janjang<br />
Tanda jadi : cenceng<br />
Tarik : anyeng<br />
Tarik dengan paksa : Ampred<br />
Tarik-tarikan : anyeng-anyengan<br />
Taruh = ando<br />
Tega : mentolo<br />
Teriak : Berak<br />
Teriak : kauk-kauk<br />
Ternyata : temakno.<br />
Ternyata : Ketang<br />
Terang sekali : Byarak<br />
Terima kasih : terimo<br />
terima kasih nak: trimo ya lik<br />
Tendang : Tanduk<br />
Telak : Jemethot<br />
Tumbang : gemerubyas<br />
Tetapi : taping<br />
tetapi : naming<br />
Tertipu malu : Kepilis<br />
Teriak-teriak : Berak-berak<br />
Tempat duduk panjang/lebar ; Peloncok<br />
Tempat duduk pendek ditanah : Jhodhogh<br />
Terbelalak : moto walangen<br />
Terbirit-birit : ngidit, ngepret<br />
Terkam : Terbas<br />
Tergila-gila : keloyong-loyong<br />
Terjun : temencog<br />
Ternyata : temakno<br />
Ternyata9seumpama) : Cumpune<br />
Ternyata(masih) : Mandaneo<br />
Teguh pendirian tanpa kompromi : Ladhak<br />
Terpeleset : kebelandur<br />
Terperosok : kejelowok<br />
terperosok: kejerongkong<br />
Tergores : bered<br />
Terlempar : Melethuk<br />
Terlalu : Seru<br />
Tergores : Bebres<br />
Teluh : Sowok,sihir<br />
Terlalu kering : merkingking<br />
Terlalu : Ambek-ambekaneo<br />
Tidak menghiraukan : heng melengon.Tersebar : semebyar<br />
Tempat cuci tangan : Kobokan<br />
Terserah : paran jare<br />
Terbahak-bahak : Cekakakan<br />
Tersenyum : monyik<br />
Terlanjur : WEs kadhung<br />
Telanjang : mbyangkang<br />
Telanjang bulat : Mbyangkang kelenthang<br />
Tempat u/ menggiling bumbu yang terbuat dari batu : Jebeg<br />
( Alat untuk menggiling : Canthuk<br />
Tempat sampah umum : Lebuh<br />
Tempat duduk pendek/dingklik : Jodog<br />
Tersangkut : Kesanggleg<br />
Nyangkut: Nyanggleg<br />
Tempat minuman/gelas yg terbuat dari besi/almunium yg ukurannya lebih besar dari gelas biasanya : Bintrong<br />
Tersiksa : kapiliro<br />
tersiksa : keronto-ronto<br />
Terkejut dan salah tingkah : Protongan<br />
Tersedak : Kebeselek<br />
Teringat/termenung : Kantru-kantru<br />
Tertawa : gemuyu<br />
Tertawa terpingkal-pingkal : kekel<br />
Terengah-engah : Ngonsrong<br />
Teriak-teriak : Berak-berak<br />
Terseret : Keli/kelai<br />
Tertipu malu : kepeles<br />
Tiba-tiba : Moro-moro<br />
Tidak sabar(senang): Omes-omes.<br />
Tidak rata : Lebyak medekul<br />
Tidak : osing,oseng,sing, heng,<br />
Tidak tahu apa-apa : Bengok<br />
Tidak apa-apa: sing paran-paran<br />
Tidak apa-apa : Madak paran-paran<br />
Tidak bagus(tdk semestinya) : Heng endo-endo<br />
Tidak bisa diam :ngewod<br />
Tidak ada : nono, sing ono<br />
Tidak suka,muak: Reged<br />
Tidak mau : Emong.<br />
Tidak mau dikasi tahu : Cengkal<br />
Tidak Khas lagi : Camah<br />
Tidak kuat : rempi<br />
Tinggal : Kari<br />
Tikam : Tujes<br />
Tidak percaya :nyaléng,nyalingo,salingo( Tangan isun kang cilik byain heng melebau nyaling tangan iro hang gedigh)<br />
Tongkol Pisang : Ontong<br />
Tiduran : nggelinting, gelintingan,leyek-leyek<br />
Tuli sesaat :gumbleng/ kumpleng<br />
Tua sekali : Nekek<br />
Tutup(u/pintuatau jendela): Neb<br />
Tumpul : Papak<br />
Tiup : Semprong<br />
Tumpul : Geblugh<br />
Tumbang : gemerubyas<br />
U<br />
Uang : Picis<br />
Uang : Yotro<br />
Ubi kayu : Sawi/ai<br />
Ubi jalar : Sabrang<br />
Untuk : kanggo<br />
Usir(binanang) : Getak<br />
Usang : Bluwek<br />
Usah : Kathik (Heng kathikan weh = gak usah dah )<br />
Usang : Luwas<br />
Umpama : Cumpune<br />
umpama = kadung<br />
dak/ kadak : UMpama<br />
Ugal-ugalan : Mursal<br />
Ular : Ulogk<br />
Urap : Kerawu/au<br />
Umpat/misuh : Celleng<br />
W<br />
Wanita : wadon<br />
Wah! : “byek!(ungkapan)<br />
Wah : “Bebyek(ungkapan)<br />
Wah : “Boros”(ungkapan)<br />
Waktu : Wayah<br />
Wajah kotor(karena baru bangun tidur ) : Korep<br />
Wajar : Mupakat (Tdk wajar : heng mupakat}<br />
Walau : Ambekno<br />
Walau : Masio<br />
Wajah : Praenan<br />
Waspada : Amening<br />
Y<br />
Yang : kang, hang<br />
Ya : yok,Iyok<br />
<br />
penerjemah: Oleh :Rofiklaros/ki kuda kedhapan <br />
<br />
<br />
<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-25188743540999379982013-08-22T17:32:00.002-07:002017-11-03T06:54:36.498-07:00Sejarah Berdiri nya Laskar Blambangan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizg-a5Ov4TcN9mZBuHvKA1YxDA4gxZbGBYoTcvrI2Ek3k2Ij6Fumthw0-Viq_ScndC2IsXHgzDu0pJU9BIp2Axf5GjJpSB7QuvbFD09EMNLeuwTyVNllIry1Ta8UL1WAvylk9ic_hAMYf4/s1600/1098335_495214623904430_812152891_n.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Sejarah Berdiri nya Laskar Blambangan" border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEizg-a5Ov4TcN9mZBuHvKA1YxDA4gxZbGBYoTcvrI2Ek3k2Ij6Fumthw0-Viq_ScndC2IsXHgzDu0pJU9BIp2Axf5GjJpSB7QuvbFD09EMNLeuwTyVNllIry1Ta8UL1WAvylk9ic_hAMYf4/s400/1098335_495214623904430_812152891_n.jpg" title="Sejarah Berdiri nya Laskar Blambangan" width="400" /></a></div>
<br />
Predikat Using dilekatkan kepada masyarakat Blambangan karena
kecenderungan mereka menarik diri dari pergaulan dengan masyarakat
pendatang pasca perang Puputan Bayu. Pendudukan VOC di Blambangan tentu
saja memerlukan banyak tenaga kerja untuk menjalankan usaha-usaha
eksploitasi di Blambangan. Oleh karena itu, kemudian VOC mendatangkan
banyak pekerja dari Jawa Tengah dan Madura dalam jumlah besar,sementara
sisa-sisa masyarakat Blambangan /wong osing yang mayoritas telah memilih
untuk mengucilkan diri di pegunungan.<br />
<br />
<br />
Sesekali interaksi terjadi, antara masyarakat asli dan pendatang.
Dalam interaksi tersebut, masyarakat asli acapkali menggunakan istilah
“sing” atau “hing” yang berarti “tidak”. Dari sanalah penamaan Wong
Using berasal. Sementara masyarakat asli menyebut kaum pendatang dengan
istilah “Wong Kiye”. Selain perkataan “tidak” yang mencirikan penolakan
interaksi dengan pendatang, masyarakat Using juga menggunakan
peristilahan yang “kasar” seperti asu, celeng, luwak, bajul atau bojok.
Menurut Hasnan Singodimayan, peristilahan itu selain sebagai bahasa
sandi juga mempertegas penolakan masyarakat Using terhadap berbagai
bentuk “penjajahan” yang dialami dalam perjalanan sejarah mereka.<br />
<br />
<br />
Penduduk sisa-sisa rakyat Blambangan yang mendiami wilayah Kabupaten
Banyuwangi, sebagian Jember, Bondowoso, Situbondo dan Lumajang disebut
masyarakat Using. Dulu sebelum dibakukan, banyak menulis dengan kata
“Osing” kadang juga “Oseng”, namun setelah diurai secara fonetis oleh
pakar Linguisitik dari Universitas Udayana Bali (Prof Heru Santoso),
diperoleh kesepakatan resmi dengan menulis kata “Using” yang berarti
“Tidak”.<br />
<br />
Pertanyaannya, kenapa orang asli Blambangan disebut Using?
Penyebutan itu, sebetulnya bukan permintaan orang-orang Blambangan. Ini
lebih merupakan ungkapan prustasi dari penjajah Belanda saat itu, karena
selalu gagal membunjuk orang-orang sisa Kerajaan Blambangan untuk
bekerja sama. Kendati pimpinan mereka sudah dikalahkan, tetapi tidak
secara otomatis menyerah kepada musuh. Sikap yang sama, juga ditujukkan
saat awal-awal Orde Baru berkuasa, orang Banyuwangi paling susah diajak
kerja sama, atau menjadi pegawai Negeri. Mereka masih menganggap,
pemerintahan yang ada tidak jauh berbeda dengan penjajah Belanda.<br />
<br />
<br />
Meski akhirnya sikap “Sing” ini berangsur-angsur melunak, dengan
banyaknya orang Using yang menjadi pegawai negeri, atau masuk
ranah-ranah publik yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, namun nama
“Using” sudah terlanjur melekat. Bahkan tumbuh kebanggan kolektif, bila
disebut sebagai orang Using. Setelah generasi-generasi muda itu, tahu
sejarah bagaimana nenek moyangnya berjuang mati-matian, mempertahankan
wilayah dan harga diri.<br />
<br />
<br />
Perang “Puputan” atau juga dikenal perang habis-habisan, akhirnya
dijadikan tonggak hari lahirnya Kabupaten Banyuwangi. Pertimbangannya,
semangat heroik dari tentara Blambangan ini diharapkan bisa menjadi
tauladan. Bahkan seorang penulis asal Belanda menyebutkan, jika rakyat
Blambangan hanya tinggal berapa ribu saja. Sebagai bentuk penekanan
terhadap warkat Blambangan, kepala laskar Blambangan yang kalah perang,
ditancapkan di sepanjang jalan. Meski demikian, sisa rakyat Blambangan
tidak langsung menyerah dan tunduk kepada musuh.<br />
<br />
<br />
Mereka memilih
mengungsi ke gunung atau membentuk kelompok-kelompok kecil. Mereka
berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa sandi, berupa nama-nama bintang.
Kelang bahasa sandi ini menjadi umpatan khas wong Using. Selain itu,
bahasa Using dikenal mempunyai ratusan dialek. Setiap kampung-kampung
Using, bisa diidentifikasi dari cara mereka berbicara dan berpakaian.
Misalnya dalam satu pertemuan besar di sebuah lapangan, maka mereka akan
mudah mengenali orang Using dari daerah mana, dari cara mereka
berbicara.<br />
<br />
<br />
Selain itu, ternyata kampung-kampung Using tidak ada yang menghadap
jalan raya. Umumnya kampung Using itu merupakan jalan kecil dari sebuah
jalan raya beraspal, kemudian di kawasan itu berjubel pemukiman. Meski
berada di pedesaan, namun kampung-kampung Using terkenal padat. Ini
ternyata tidak lepas dari sejarah masa lalu wong Using yang selalu
dilanda ketakutan, pasca kekalahan laskar Blambangan pada Perang Puputan
Bayu. Mereka selalu berkelompok dan selalu mewaspadai kedatangan orang
asing.<br />
<br />
<br />
Akibat tidak mau bekerja sama dengan Belanda, praktis Wong Using
mengkonsentrasikan hidupnya di sektor pertanian. Sementara sentra-sentra
perekonomian lain di Banyuwangi, justru banyak ditempati orang di luar
Banyuwangi. Sektor perkebunan yang rata-rata saat itu milik Belanda dan
Inggris, banyak dikerjakan orang Madura. Saat itu, wong Using sangat
menolak keras kerja sama dengan Belanda dan pemilik kebun. Sektor laut,
justru banyak dilakukan orang-orang dari Madura, seperti di Muncar.<br />
<br />
Sektor pemerintahan bisa ditebak, tidak ada orang-orang Using yang mau
bekerja di sektor ini. Meski diantara mereka ada yang sekolah hingga
perguruan tinggi, namun tidak begitu saja orang-orang Using mengijinkan
anaknya menjadi pegawai negeri. Mereka masih beranggapan, pemerintahan
itu adalah penjajah, karena melanjutkan pemerintahan yang dibentuk
Belanda. Sikap menolak bekerjasama dengan musuh ini, bisa dilihat dari
keberadaan Pabrik Gula.<br />
<br />
<br />
Meski Banyuwangi merupakan wilayah pertanian
yang subur, namun Belanda saat itu tidak berhasil memaksa warga
Banyuwangi untuk menanam tebu sebagai pemasok pabrik gula. Padahal di
Jember dan Situbondo, bertengger sejumlah pabrik gula. Nyaris kehidupan
feodal hanya tumbuh di perkebunan, seperti di wilayah Glenmore dan
Kalibaru.<br />
<br />
<br />
Dari aspek seni-budaya, orang luar banyak menyatakan. jika budaya dan
kesenian Banyuwangi merupakan perpaduan Jawa-Madura dan Bali.
Pernyataan ini memang tidak terbantahkan, karena letak geografis
Banyuwangi yang berdekatan dengan Bali. Namun ada yang menarik dari
catatan Sejarawan asal Belanda TG. Pigeaud dalam bukunya Runtuhkan
Kerajaan Mataram Islam.<br />
<br />
<br />
Dalam buku itu disebutkan. jika wilayah Kerajaan
Blambangan saat itu, menjadi rebutan antara Kerajaan Mataram di bawah
Sultan Agung dengan kerajaan Mengwi di Bali. Dr. Theodoor Gautier Thomas
Pigeaud menyatakan, suatusaat pengaruh Bali sangat kuat dalam segala
aspek kehidupan rakyat Blambangan, maka saat itu pula pengaruh Mataram
melemah.<br />
<br />
<br />
Namun apabila Mataram sudah bisa mengusai kembali sendi-sendi
kehidupan di Blambangan, saat itu juga pengarusnya secara sosial
kemasyarakat juga akan kuat. Dalam proses inilah, lahir kesenian semacam
Janger yang mirip dengan langedrian yang ada di Yogyakarta, dengan
cerita diambil dari Serat Damarwulan yang ditulis Pujangga di Kerajaan
Mataram. Atau Kesenian Praburoro yang mengabil cerita Hikayat Amir
Hamzah (Kata orang Using: Amir Ambyah),<br />
<br />
<br />
kesenian ini juga bisa ditemukan
di Sleman DIY. Janger bentuk sampaan seperti Ketoprak, sedang Praburoro
seperti Wayang Orang. Namun mocopat yang berkembang di Banyuwangi,
bukan berasal dari kalangan Keraton, melainkan mocopat pesisiran.
Nama-nama pupuhnya hampir sama, hanya ada penekanan pada pupuh-pupuh
tertentu.<br />
<br />
<br />
Setelah itu, orang-orang Mataraman atau bisa disebut Jowo Kulon mulai
masuk Banyuwangi, trerutama daerah selatan. Mereka juga membawa
kesenian, seperti wayang, Reog Ponorogo dan kesenian Jawa lainnya. Namun
dalam perkembangannya, terjadi asimilasi. Misalnya, secara teknis
seniman Banyuwangi itu mempunyai ciri khas dalam memukul alat musik,
yaitu tekhnik timpalan. Ini terjadi baik cara memukul gamelan, maupun
rebana (terbang).<br />
<br />
<br />
Namun dalam kehidupan sosial, kadang orang-orang pendatang ini merasa
lebih tinggi dibanding orang asli Banyuwangi. Mereka memang mengusai
sektor-sektor formal. Misalnya pegawai Negeri di Kabupaten hingga
Kecamatan, banyak dijabat orang pendatang. Mereka yang masih selaran
dengan perjuangan Mataram ini, kadang memandang orang asli Banyuwangi
sebelah mata. Padangan orang terbelakang dan tidak mau diajak maju,
kadang sulit dihilangkan. Apalagi pada saat jaman pergolakan poilitik,
kesenian dan senimam Banyuwangi yang yang tergabung dan digunakan
propaganda oleh PKI. Lengkap sudah penderitaan sisa-sisa Laskar
Blambangan ini.<br />
<br />
<br />
Sebagai pemilik syah atas warisan leluhurnya,ternyata orang-orang
Using sangat sulit memperjuangkan Bahasa Using sebagai materi ajar di
sejumlah sekolah dasar. Ini tidak heran, karena para pejabat di Pemkab
Banyuwangi dan Dinas Pendidikan saat itu, memang dijabat orang Jowo
Kulonan. Mereka masih beragapan sebagai penjajah, karena menganggap
Bahasa using sebagai sub-dealek dari Bahasa Jawa. Padahal berdasarkan
penelitian Profersor Heru Santoso,<br />
<br />
Using bukan sebagai
dialek-Jawa,tetapi sudah merupakan bahasa sendiri. Tentu kaidah-kaidah
menetukan suatu bahasa disebut bahasa sendiri, bukan sebagai dialek,
sudah dikupas panjang lebar oleh Pakar Linguistik dari Udayana Bali ini.<br />
<br />
<br />
Bahkan peneliti dari Balai Bahasa Yogyakarta, Wedawaty menyebutkan,
jika bahasa Using dan Bahasa Jawa itu kedudukannya sama sebagai turunan
dari Bahasa Jawa Kuno ayau Bahasa Kawi. Bahasa Jawa sekarang lebih
berkembang, terutama adanya strata atau tingkatan bahasa sesuai kasta
dan umur. Namun bahasa Using terlihat lebih statis, karena tidak
mengenal tingkatan tutur, seperti Bahasa kawi induknya. Bahkan Budayawan
using, Hasan Ali menduga, kota kata Bahasa Bali dalam Balines-Nederland
yang disusun seorang misionaris Belanda adalah kota kata Bahasa using,
karena penyusunlan puluhan tahun tinggal di Blambangan, sebelum bisa
menyebrang ke Bali.<br />
<br />
<br />
Alahmdullah, setelah puluhan tahun perjuangan, akhirnya Bahasa Using
diajarkan di tingkat SD dan SMP. Ini tidak lepas dari uapaya keras dari
Budayan yang tergabung dalam Dewan Kesenian Blambangan (DKB) dan
Budayawan Hasan Ali yang menyusun Kamu Using. Berngasur-angsur wong
Using juga mulai menunjukkan eksistensi dalam berbagai aspek kehidupan.
Bahkan sempat menempatkan Syamsul Hadi yang orang Using sebagai Bupati,
meski akhirnya terjerat sejumlah kasus korupsi. Sebelumnya, Bupati
Banyuwangi selalu dijabat orang dari luar dan tentara tentunya. Saat
Orde Lama pernah dijabat M Yusuf, itupun sementara setelah Bupati
aslinya terlibat PKI.<br />
<br />
<br />
Saat Orde Baru, ternyata meneruskan Mataram. Bisa
percaya bisa tidak, dua pejabat Bupati banyuwangi berasal dari Mojokerto
(dulu Majapahit), yaitu Djoko Supaat dan T. Pornomo Sidik. Saat Mataram
menguasai Blambangan, juga menggunakan backgorund Majahit dalam cerita
Damarwulan untuk mendiskreditkan Raja Blambangan…..<br />
<br />
sumber <br />
Newsletter Ngaji Budaya PUSPeK Averroes, 2003<br />
hasansentot2008.blogdetik.com</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-73464830586838102622013-08-21T04:21:00.002-07:002017-11-03T06:55:07.034-07:00PONDASI DASAR MEMPELAJARI ILMU JAWA<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<img alt="PONDASI DASAR MEMPELAJARI ILMU JAWA" height="400" src="https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR3kMvsrM04cM3NOYR5wEUqs_wx5NjRsjzm49KchVNAQBmMYgqxnw" title="PONDASI DASAR MEMPELAJARI ILMU JAWA" width="347" /><br />
<br />
Ilmu gaib adalah sebuah pelajaran spiritual tentang penjelajahan untuk menyingkap misteri alam gaib yang biasanya dipelajari oleh orang-orang yang ingin menguasainya dengan cara-cara tertentu yang dalam masyarakat Jawa disebut lelaku.<br />
<br />
Dari hasil pengalaman saya setelah lama menelusuri berbagai berbagai macam metode lelaku dari beberapa paranormal asli Jawa, akhirnya saya bisa menyimpulkan dasar-dasar utama mereka dalam mempelajari ilmu gaib jawa atau disebut ngelmu ghoib kejawen.<br />
<br />
Sebelum mereka mempelajari ilmu kadigdayan baik itu ilmu kanuragan atau ilmu gaib metafisika apapun, dalam pelajaran asli orang jawa mereka diharuskan lebih dulu mengenali jati diri, siapa diri kita sesungguhnya. Ini adalah permulaan atau dasar bagi seseorang yang ingin mempelajari ilmu jawa.<br />
<br />
Dalam proses mencari jati diri ini tidak mudah, karena memerlukan ketekunan dan kesabaran yang luar biasa dalam melatih diri untuk tirakat, yaitu tidak boleh melanggar aturan-aturan yang telah ditentukan, misalnya harus menghindari perbuatan maksiat dan sejenisnya. Dalam tahap ini harus ada guru pembimbing dari manusia.<br />
<br />
Proses ini meliputi perjalanan spiritual untuk menemukan kembaran diri, yaitu sedulur papat limo pancer kakang kawah adi ari-ari. Ini merupakan pembentukan wadah atau pondasi yang kokoh agar kuat dalam menerima ilmu apapun nantinya. Jika tidak melakukan langkah awal ini, maka dikhawatirkan orang yang belajar ilmu jawa akan dikendalikan oleh ilmu mereka sendiri nantinya dan ini bisa berakibat tidak baik, misalnya akan menjadi orang jahat atau bisa juga bingung dan linglung, bahkan bisa gila.<br />
<br />
Kenapa kalau sudah menemukan jadi diri dianggap aman ketika mendapat ilmu kesaktian lainnya? Karena jika sudah berhasil menemukan jati diri, maka gurunya sudah bukan manusia lagi, melainkan guru sejati yang ada pada diri sendiri. Dalam istilah jawa disebutkan Guru Sejati Dumunung Ono Ing Telenging Ati, artinya guru yang akan kita tanya ataupun yang akan selalu mengingatkan kita adalah hati kita sendiri yang sudah kita kenali.<br />
<br />
Bagaimana caranya guru sejati mengingatkan atau menjawab pertanyaan kita? Inilah misteri yang paling dicari dan paling dibutuhkan oleh semua orang. Guru sejati adalah roh yang memiliki wujud dan bisa diajak berdialog dengan kita, tidak bisa diajak dialog oleh orang lain, wajahnya juga seperti kita, yang bisa menemuinya hanya kita sendiri.<br />
<br />
Dalam istilah jawa guru sejati disebut kakang kawah, yaitu saudara tertua yang selalu mengajak berbuat baik. Dalam wujud fisik, kakang kawah adalah air ketuban yang pecah sebelum kita lahir untuk memberikan jalan kepada si jabang bayi, kemudian disusul bayi atau pancer, selanjutnya disusul ari-ari atau batur, yang berstatus sebagai adik karena keluarnya paling terakhir.<br />
<br />
Menurut para pakar ilmu kejawen, kakang kawah dan adi ari-ari jumlahnya ada empat dan wajahnya semuanya seperti kita, masing-masing menempati empat penjuru mata angin, yang paling tua kakang kawah berada di timur, dan yang lainnya berada di selatan, barat dan utara, kemudian yang di tengah adalah pancer atau kita sendiri. Mereka berkumpul menghadap kearah kita dengan tujuan menjaga kita oleh perintah Gusti engkang murbeng dumadi, yaitu Tuhan yang maha esa.<br />
<br />
Jika kita sudah gawok ( sudah mengenal mereka), kita bisa berdialog dengan mereka kapanpun dan dimanapun, karena mereka selalu menemani kita sejak dalam kandungan hingga mengantarkan kita menghadap yang maha kuasa kelak.<br />
<br />
Keempat saudara kita ini menempati dimensi alam yang berbeda-beda, kakang kawah berada di dimensi tertinggi, yaitu berada di posisi paling atas dan lebih tinggi dari segala makhluk ciptaan tuhan lainnya. Kakang kawah inilah yang menjadi target utama untuk kita temui. Jika sudah pernah menemui kakang kawah di langit tertinggi yang dalam bahasa jawa disebut awang-awang uwung-uwung, maka kita bisa melihat semua makhluk-makhluk yang berada di level dibawahnya, seperti adi ari-ari dan ribuan alam gaib lainya.<br />
<br />
Menurut para pakar ilmu kejawen, jika sudah berada di level ini kita dengan mudah bisa menemuai adi ari-ari, dan jika kita bisa menyatukan mereka dengan diri kita, maka kita memperoleh sabdo pandito ratu, yaitu kesaktian yang tiada tandingannya, bahkan apapun yang kita ucapkan bisa terkabul atas kehendak yang maha kuasa, kurang lebih begitu.<br />
<br />
Ritual orang-orang jawa untuk menemui sedulur papat limo pancer ini dilakukan dengan cara rogosukmo, yaitu proses melepas sukma keluar dari tubuh untuk berangkat menuju alam roh yang berada di papan paling atas, dimana akan melintasi alam jin, alam kubur, dan ribuan alam ciptaan tuhan lainnya dengan kecepatan kilat menembus sinar menyilaukan dan tidak boleh berhenti hingga sampai bertemu dengan guru sejati di alam paling atas tersebut.<br />
<br />
<br />
Rogosukmo dilaksanakan dengan bertapa tengah malam menghadap ke arah timur dengan memusatkan segenap rasa dan pikiran ke dalam batin, karena mereka mertopo ing sajroning sir, yaitu mereka berkumpul di dalam hati kita.Tapi ritual ini tidaklah mudah, karena memerlukan ketekunan dan kesabaran dalam duduk bersila.<br />
<br />
<br />
Jika sudah mencapai titik kesempurnaan ketika sedang bersemedi atau bersila, maka kita akan mulai merasakan perpindahan alam, dimana kita mulai melihat penampakan alam yang samar, kemudian semakin jelas dan diikuti munculnya sebuah sinar kecil dan kemudian membesar hingga membelalakkan mata sampai kita terhisap kedalamnya sehingga terbawa dan menembus sinar itu dengan kecepatan yang mendebarkan jantung. Dan sampailah kita disuatu tempat yang paling akhir. Disitulah kita akan bertemu dengan jatidiri kita yang sesungguhnya. Berikutnya kita bisa menemui saudara-saudara sejati yang lainnya yang berada di dimensi di bawahnya, dan juga bisa memasuki berbagai alam gaib lain-lainnya.<br />
<br />
Jika sudah berhasil menemui sedulur papat limo pancer dan bisa berdialog dengan sempurna dengannya, maka barulah kita bisa belajar memperdalam ilmu-ilmu ghaib lainnya, karena menurut tradisi jawa, menemui sedulur papat limo pancer merupakan modal dasar atau pelajaran awal dalam menyiapkan wadah yang kokoh untuk menerima segala ilmu, sehingga seseorang tidak akan di kuasai atau dikendalikan oleh ilmunya sendiri nantinya.</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-7997511633486917212013-08-20T18:53:00.000-07:002017-11-03T06:55:56.222-07:00Makanan Khas banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<b> RUJAK SOTO</b><br />
<br />
Adalah salah satu makanan khas Banyuwangi. Rujaknya seperti rujak Jawa Timur-an umumnya, yaitu irisan lontong dibubuhi kangkung, tauge, ketimun, tahu, dan tempe, dibubuhi sambal petis dengan kacang tanah dan gula merah. Seperti rujak Jawa Timur umumnya, sambalnya memakai pisang kluthuk batu yang diuleg bersama bumbu-bumbu lainnya. Rujak segar itu kemudian diguyur dengan kuah soto babat yang encer dan berwarna kuning.<br />
<br />
<br />
<br />
<img alt="Makanan Khas banyuwangi" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjBlZ4on9qkp7SmK3voM5RjvNfjgwEhAvocIy2vJUNm9Hk_DBRpYjLEQGg_nO_i7BatII1lhd-l8Snswcz2bIEgknpTYpInPZuchk8UIK31BcV8ESvtENmxkcapmI5zPIfDmOkiXMA5LTwL/s400/rujak+soto.JPG" title="Makanan Khas banyuwangi" width="400" /><br />
<br />
<b>RUJAK BAKSO</b><br />
Sama halnya seperti rujak soto, makanan ini merupakan campuran antara rujak cingur dengan bakso. Rujak disajikan terlebih dahulu lalu disiram denga kuah bakso.<br />
<br />
<br />
<br />
<img alt="Makanan Khas banyuwangi" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEQlh3hwsLh7TpYa2Y1wuVQ7MNEW3xYWiJAkAZCqwPcAvIS5jGXqxyqZcYS33VC9UipH6PMU5ldgJSL1ifB4FL_l2NtqN2Zwu54DdqN58D5AGAKqeUDXOC20qq6fAm_rIe-mZFykxSXzRX/s400/rujak+bakso.jpg" title="Makanan Khas banyuwangi" width="400" /><br />
<br />
<b>Sego Cawuk/Sego Janganan </b><br />
<br />
<br />
Makanan ini adalah makanan khas lainnya dari Banyuwangi. Nasi dengan sayur yang terbuat dari kelapa diparut dengan sambal/gecok, konon ini adalah menu favorit Syekh Siti Jenar. Nasi ini cocok digunakan untuk menu sarapan.<br />
<br />
<br />
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8096172775351420869" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8096172775351420869" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><img alt="Makanan Khas banyuwangi" border="0" height="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj6JavGRp5bemPV8wQ9aiJa65U2PylsNgPIsivjyKWs1qDfAKjqNlnd6cVeaRaOxwAGf27vleKYBi4RxW74sHhkEJ2_g9HNqWYD7j8EgjDRtl6qe8z9eBmJtPYDyIbFUI82u82MMEq3r_Pq/s400/Sego+Janganan+atau+sego+cawuk.jpg" title="Makanan Khas banyuwangi" width="400" /><br />
<br />
Jenis Makanan Ringan<br />
<br />
<b>SALE PISANG</b> <br />
<br />
<br />
Sale pisang merupakan makanan / jajanan khas Banyuwangi. Ada dua macam sale pisang, yaitu sale pisang goreng tepung dan molen sale pisang. Sale pisan adalah makanan hasil olahan dari buah pisang yang disisir tipis kemudian dijemur hingga kering. Sale pisang di produksi di Kelurahan Klatak (Kalipuro), Lateng, Singonegaran, Kebalenan, Penganjuran, Mojopanggung, Kecamatan Glagah, Songgon, Sukonatar,Bangorejo, Buluagung, Siliragung, dan lain sebagainya.<br />
<br />
<br />
<span id="goog_293591851"></span><img border="0" height="214" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieXaSdBC0U0I2xbekz0CH81czU9o4HW8oe5A0mDpI4zWlaFgmBNAv_1KAW-6D5TaYGLpNb7ATn5qoDEvwjjWIZAtOYizUtPNy52cojaKVJztFOzjDSKOH17Nzq6UFLpaFwSkdqfDlcyLkj/s320/sale.jpg" width="320" /><span id="goog_293591852"></span><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg4DEp12TVl4cqV5ofndtpqRdfCfSUuxyCOj0cKF3cVvfvsb9SUpP0rdb8I7R6DFtWzZykiSKEBwF4lzhwR9mIf2-gaIIwA6TXCz8Gqm7z4RcJ0hP-llHZN9bzGDVfcfEomfIfnolFN9Uuv/s320/sale+pisang.jpg" width="320" /><br />
<br />
<br />
<b>KUE BAGIAK</b><br />
Merupakan oleh-oleh khas Banyuwangi yang berbentuk kue kering dan berbahan dasar tepung sagu. Kue bagiak khas Banyuwangi ini rasanya tidak sekeras bagiak dari Maluku, malah lebih mirip kue semprit dengan aroma rempah keningar. Komposisi yang disebutkan adalah tapioka, gula, dll. Tersedia dalam 4 macam rasa : keningar, jahe, kacang, susu.<br />
<br />
<br />
<img border="0" height="173" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrdYmuZ4ls_fT7mj8yP54CHmpPKZEM_FYcFupPc9Iw50PRqT93mfefv5mKYPQ9EXFHXauYQ7-62z1zeTCVgmqwyW_I8W4pHkLaqM1NtUzDbKj7uO0JgY_PdDkdiFWwNt6LxAytyuro_RZ4/s200/bagiak-kuncung.jpg" width="200" /><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZcMlhjnpgCVQSiuks1Vc_vM_hKbcxNzQZG_-pZfzgS1P7muxtxsQ3i5KVeK-dcIDTK9sUeac5hh3K0JnOQQ8G_b8VcRRzSqIc54d4fuEUGkl3aj6Hrtps8k7PdBR8F2swtWcf0-SL72dA/s200/bagiak.jpg" width="200" /></div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-618899316155568182013-08-20T18:39:00.003-07:002017-11-03T06:42:12.438-07:00Asal usul Kesenian Barong Masyarakat Kemiren BANYUWANGI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
BARONG BANYUWANGI<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8096172775351420869" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8096172775351420869" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8096172775351420869" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8096172775351420869" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"></a> <img alt="Asal usul Kesenian Barong Masyarakat Kemiren BANYUWANGI" border="0" height="299" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHPfmxsbUsGVrvAhmAKKEvsUvbKPLAv3zL5giztBPQ29Rzn1z_FI0Mr8mkd1l6ArUUU_IhEZ0R5KofM8CrFSmXLrmXR6ADpvOkYPntjsq7pVVNLnHvSW4QkJh4q9LILRBdFHZgJbh-OqjW/s640/BARONG.jpg" title="Asal usul Kesenian Barong Masyarakat Kemiren BANYUWANGI" width="640" /></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
masyarakat Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Barong salah sawijining bagean saka masyarakate kang penting banget. Minangka generasi muda, kita Ing kudu bangga amarga ing tengah globalisasi masyarakat kemiren isih tresna marang kesenian kang dadi warisan saka turun temurun. Barong wujude kaya kewan kang radak nyeremake. Mata metu lan gedhe, lambe amba, lan ana mahkota ing sirahe. Saben ana kagiatan ing desane, wong-wong padha ndelok amarga mesti ana barong. <br />
<br />
Ing kene, akeh wong sing ngandharake mula bukane kesenian barong iku beda-beda. Miturut Hasnan Singodimayan salah sawijining budayawan ing Kutha Banyuwangi ngandharake yen Barong iku saka kesenian rakyat kemiren, ing rakyat kemiren zaman mbiyen ana salah sawijining pawongan wadon kang ayu rupane jenenge Ja’rifah. Dheweke mesti dijaga karo kewan kang awake kedhe lan wajahe ala kang diarani barong. “Barong ngabdi banget marang Ja’rifah” saengga bisa dianggep simbol kepahlawanan.<br />
<br />
Yen miturut Dhalang Kidung ngandharake yen kesenian barong saka China, sing lan ora nduwe suwiwi. Ing Kidung uga ngandhareke yen miturut sejarahe ora ana baron saka kemiren iku, sing ana ya barong saka bali. Amarga Banyuwangi lan Bali iku daerahe sisihan, saengga bisa uga barong sing saka bali iku digawa ing banyuwangi. Ing kene Barong Kemiren dijaga turun temurun marang kulawargane Mbah Saminah. Mbah Saminah banjur marisake barong ing anake taiku Tompo. Sawise iku diwarisake marang anae yaiku Samsuri, ing pungkasan iki diwarisake adhike Samsuri yaiku Sapii. Bisa diarani Sapii minangka generasi kapapat.<br />
<br />
<br />
Carita liya ngenani anane Barong Kemiren yaiku saka ketua Barong Tresna Budaya, Bapak Sucipto. Miturut panjenengane ing taun 1647, Mbah Tompo ngimpi mlebu ing Jawa zaman Majapahit. Barong lan Tari Singa China sing ngrembaka ing abad VII nganti abad X. Yen baron ing Bali pancen ana padhane karo barong Kemiren, nanging uga ana bedane. Bedane ing fisike yaiku ukurane barong Bali luwih gedhe <br />
<br />
njaluk nggawekene barong. Karo kancane, Mbah Soeb nglakoni apa kang dikarepake mbah Tompo. Anehe nalika nggawe barong, tangane kaya ana sing nglakokake. Sawise ngerti dheweke kaget amarga apa sing wis digawae iku dadi barong kang dikenal saiki.<br />
<br />
<br />
Barong bisa dilakokake ing ngendi wae lan acara apa wae ora ana larangane. Nanging ana pantangan siji yaiku tari barong ora oleh dilakokake ing desa tanggane Kemiren, yaiku desa Olehsari, kecamatan Glagah. Pantangan iki ana wiwit atusan taun. Ing kene diwiwiti saka desa Kemiren ngadhakake pagelaran Seblang kang dadi paraga yaiku Mbah Sapua. Nalika penari kesurupan, penari ngomong karo Eyang Buyut Tompo supaya pagelaran Seblang dipindhah ing Desa Ole-Olean (Olehsari). Saka kuwi nganti saiki desa Olehsari ora oleh mentasake pagelaran tari barong, uga desa kemiren ora oleh mentasake tari Seblang.<br />
<br />
<br />
Seni tari Barong kang dipercaya isih ana gayutane karo makam mbah Cili yaiku salah sawijining tokoh leluhur ing masyarakat Kemiren. Buyut Cili dianggep salah sawijining tokoh kang dadi dhayang utawa sing njaga desa Kemiren. <br />
<br />
<br />
Saliyane dadi seni pegelaran, Barong uga dadi sarana kanggo ritual upacara bersih desa utawa sing dikenal Ider bumi. Barong ing desa kemiren uga dadi salah sawijining ritual bisa digawe ngobati wong lara. Carane menyan dibakar ing ngisor awake barong banjur menyan dideleh ing njero gelaskang wis diiseni banyu. Banyu iku diombekne wong sing nduwe penyakit. Percaya apa ora iku mbalik ing wong dhewe-dhewe<br />
<br />
<br />
<br />
PENULIS : OLEH <a href="https://www.facebook.com/erlliyyk.cygortu">Erlik Citra Budiarti</a></div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-1127658701209490332013-08-20T18:27:00.003-07:002017-11-03T06:56:45.657-07:00Pengertian dari kata tradisi adat<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3QyhHgBcGw2ledpzi-i_MN-yOtqN4pm3mq460oZ2kevHJY4jqyNZgm-rq4g2AzE9ZQly4vDR3sSbbQwAtUfFiT25PTwkgnwmD7q-vyoNTqE2ZLhj1xokOPCgoaJUwE2KyXdyiY6CWxu3u/s1600/DSC_0517.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pengertian dari kata tradisi adat" border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg3QyhHgBcGw2ledpzi-i_MN-yOtqN4pm3mq460oZ2kevHJY4jqyNZgm-rq4g2AzE9ZQly4vDR3sSbbQwAtUfFiT25PTwkgnwmD7q-vyoNTqE2ZLhj1xokOPCgoaJUwE2KyXdyiY6CWxu3u/s400/DSC_0517.jpg" title="Pengertian dari kata tradisi adat" width="300" /></a></div>
<br />
<br />
Tradisi merupakan kata dari bahasa latin yaitu tradhito yang artinya diteruskan atau kebiasaan, tradisi dalam pengertian sederhana adalah suatu yang telah dilakukan dari sejak lama yang menajadi bagian hidup dari kehidpuan suatu kelompok masyarakat, hal yang mendasari TRADISI adalah informasi yang diteruskan generasi ke generasi baik tertulis maupun lisan, karena kalou tidak diteruskan TRADISI akan punah.<br />
<br />
<br />
TRADISI merupakan adat kebiasaan orang jawa dan adanya kebiasaan material, salah satu tardhisi jawa adalah upacara adat tujuan dari TRADISI jawa sebagai keselamatan, Masyarakat Jawa merupakan sekumpulan manusia jawa yang saling bergaul atau berinteraksi dan mempunyai kesatuan dan prasarana yang dipakai oleh warganya untuk berinteraksi, Masyarakat Jawa dibagi menjadi 3 yaitu (a) Menyerah pada alam (b) mencari kesaimbangan (c) menaklukan alam. Tujuan adanya TRADISI jawa yaitu mencari keselamatan, ketentraman dan kebahagian. Menerut perkembanganya Masyarakat Jawa dibagi menajdi 3 yaitu (a) Masyarakat Madya (b) Masyarakat TRADISIonal/Sederhana (c) Masyarakat Pra-Moderent.<br />
<br />
<br />
Setiap wilayah atau daerah tertentu tentunya memiliki sebuah TRADISI tertentu yang disepakati bersama, adapaun seperti TRADISI Kebo-keboan, Pethik laut, dsb. TRADISI petik laut merupakan sebuah tradisi yang dilakukan di wilayah yang dekat dengan laut atau pesisiran banyak daearah daerah seperti jember, pacitan dsb yang sebagian besar daerah itu terdiri atas ribuan laut. Banyuwangi merupakan salah satu wilayah yang paling banyak terdapat laut agar keindahan dan kelestarian alam tetap terjaga maka, penduduk daerah Banyuwangi sering melakukan upacara, Grajakan merupakan salah satu pantai yang terdapat di Banyuwangi, tempat ini sering melakukan TRADISI setiap tahunya agar keindahan dan hasil alam tetap terjaga<br />
<br />
PENULIS : OLEH <a href="https://www.facebook.com/erlliyyk.cygortu">Erlik Citra Budiarti</a><br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-74294912259542243042013-08-20T18:19:00.001-07:002017-11-03T06:57:28.592-07:00TRADISI PETHIK LAUT DESA GRAJAKAN BANYUWANGI<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<img alt="TRADISI PETHIK LAUT DESA GRAJAKAN BANYUWANGI" border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0FtIWZdAWloW3OWLoLyoHIVpBnrNYibjGRI8cT833rkoZwML2VF4ijC8oW3eomi52354m5XF_w9V2Q4Y3-5PefSTwV_LYAZtOSdPnGYBOePAlavW_MLzuIMr6igKmZq9zpCStUmr0EYZA/s640/PETHIK+LAUT.jpg" title="TRADISI PETHIK LAUT DESA GRAJAKAN BANYUWANGI" width="640" /><br />
<br />
TRADISI petik laut yang dilakukan di desa Grajakan Kec. Purwoharjo Kab. Banyuwangi merupakan sebuah TRADISI yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat atau warga desa Grajakan, karena Tardhisi Petik laut ini merupakan warisan dari nenek moyang.<br />
<br />
a. Tujuan mengapa mengadakan TRADISI petik laut <br />
Tujuan mengapa mengadakan tardhisi petik laut yang dilakukan oleh warga desa Grajakan mempunyai tujuan yaitu merupakan bentuk rasa syukur kepada Alam dengan maksud supaya hasil laut meripah ruah.<br />
<br />
b. Apakah harus ditentukan/tanggal/bulan dan mengapa demikian <br />
Warga desa Grajakan masih merupakan orang jawa yang selalu menggunakan perhitungan dalam segala hal, maka tanggal, bulan masih ditentukan karena merupakan hitungan dari nenek moyang, tanggal petik laut ditentukan perhitungan pertengahan bulan sura hari jum’at legi tanggal 15 dimana merupakan pergantian tahun. Adapun ketentuan-ketentuan yang dilakukan antara lain<br />
<br />
<br />
1. Sehari sebelum melakukan TRADISI yaitu melakukan ngaji yang dialkuakn pagi sampai sore. <br />
2. Ngendurenan/ berkatan yang dilakukan sehabis magrib setelah pengajian usai.<br />
3. Ider bum yaitu memutari desa Grajakan dengan membawa ambeng dan diletakan diperempatan jalan.<br />
4. Tokoh desa melakukan ider bumi<br />
5. Hiburan seperti wayangan, jangeran dan sebagainya.<br />
6. Setelah pagi datang. Mengadakan ruwatan murwakala(kesialan) <br />
7. Diantara jam 11 siang pesiapan “Larukan Sesajen” yait mengahantarkan sesajan ketengah laut dengan prau-prau kecil.<br />
8. Ditutup dengan hiburan untuk masyarakat.<br />
c. Bagimana tanggapan Masyarakat Sekitar<br />
Tanggapan masyarakat sekitar bersifat positif, dan setuju karena mereka percaya bila tidak melakukan TRADISI tersebut Alam akan marah dan tidak lagi memberikan hasil yang melimpah<br />
<br />
<br />
PENULIS : OLEH<br />
<a href="https://www.facebook.com/erlliyyk.cygortu" target="_blank"> Erlik Citra Budiarti</a> <br />
<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-26267283931042017082013-08-18T19:47:00.001-07:002017-11-03T06:57:41.293-07:00kesenian budaya jaranan banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRU0ZmcB62PkO7iU-xNDGZ_gnj58P6eGitqv204kCWmjQyEDALbk4uQLsTXAv-D4NfTGLEM_8naS-wc3VsI14XmjcEYEsA31c97NKwUC2gAWZ13IVRsQ_1DQN6xTcYaYCxnfnfXmoaU7kW/s1600/DSC_0517.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRU0ZmcB62PkO7iU-xNDGZ_gnj58P6eGitqv204kCWmjQyEDALbk4uQLsTXAv-D4NfTGLEM_8naS-wc3VsI14XmjcEYEsA31c97NKwUC2gAWZ13IVRsQ_1DQN6xTcYaYCxnfnfXmoaU7kW/s400/DSC_0517.jpg" width="300" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWnGjwb9p2dZZ4I-tQtlMUUJgsOrXezzEcAIu5Tq3gGV-9OYZf0Srli2hAHU2uT5KlxiheQMUY3ck-ZZfZ800n2WzQjOw7GATh5QRKj-SZKLmvJ3lzNgpAWDud59qihU1P-WNoD1Q1pEpe/s1600/DSC_0525.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="400" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWnGjwb9p2dZZ4I-tQtlMUUJgsOrXezzEcAIu5Tq3gGV-9OYZf0Srli2hAHU2uT5KlxiheQMUY3ck-ZZfZ800n2WzQjOw7GATh5QRKj-SZKLmvJ3lzNgpAWDud59qihU1P-WNoD1Q1pEpe/s400/DSC_0525.jpg" width="300" /> </a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
kesenian budaya jaranan banyuwangi yang saat ini masih berkembang di kalangan masyarakat</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
budaya ini patut di acungi jempol karna kesenian ini masih ramai di kalangan masyarakat muda</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
meskipun budaya2 luar telah masuk di banyuwangi,</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
kesenian jaranan banyuwangi,yang di selenggarakan kemarin 18-08-2013 di umbul pule-gunung sari-glenmore-banyuwangi dalam acara pernikahan<br />
<br />
</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
pada kesenian jaranan ini banyak partisipasi golongan anak muda</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
yang ramai dan atusias menonton kesenian jaranan</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
untuk anda yang ingin mengundang jaranan ini bisa anda hub</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
bpk.topo alamat gunung sari selatan pasar patok wesi,glenmore,banyuwangi</div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8096172775351420869" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=8096172775351420869" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"></a><iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/RaqdtqHaucA" width="420"></iframe></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="" style="clear: both; text-align: center;">
SUMBER PENULIS : <a href="https://www.facebook.com/dewavirus69?ref=tn_tnmn" target="_blank">Ahmad Qudsi</a></div>
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-39345716472618983502013-08-05T20:06:00.002-07:002013-08-05T20:06:43.768-07:00Makanan Khas banyuwangi<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoLXt_oz_i2_UYP7aWmiseOtS7sz8d76NO_FvJ8R7tkXTBKZO3au3Vytu49wmgK8VFz5d_BxeR4IdRKM8kQIRpgV1YJILHMolTeByn45NvPdN4P86LUDAVo7YDmK89FNYX2yw3u_uDinj4/s1600/imagesa.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoLXt_oz_i2_UYP7aWmiseOtS7sz8d76NO_FvJ8R7tkXTBKZO3au3Vytu49wmgK8VFz5d_BxeR4IdRKM8kQIRpgV1YJILHMolTeByn45NvPdN4P86LUDAVo7YDmK89FNYX2yw3u_uDinj4/s1600/imagesa.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
Makanan tradisional mendapat perhatian khusus Bupati Banyuwangi Ratna Ani Lestari. Orang nomor satu di Banyuwangi ini menempatkannya sebagai aset daerah yang layak dijual. Istri Bupati Jembrana Gede Winasa ini tak pernah jemu memromosikan aset wisata Banyuwangi ke luar daerah, bahkan hingga ke luar negeri.<br />
Ia menyatakan harapannya, makanan khas Banyuwangi bisa menembus pasar internasional. “Saya selalu menekankan pentingnya promosi wisata, termasuk promosi makanan khas yang jarang dijumpai di daerah lain,” ujar Bupati Ratna.<br />
Ia menuturkan, tumbuhnya pariwisata harus didukung berdirinya rumah makan yang khas. Beberapa daerah bisa terkenal berkat makanan khasnya yang unik. Bupati Ratna meminta para pengelola rumah makan bisa berkreasi dan menyajikan menu makanan khas suku Using. “Ini akan menjadi kenangan tamu yang datang ke sini,” tambahnya.<br />
Selama ini, kata Bupati, restoran di Banyuwangi cenderung menyajikan masakan modern. Padahal, makanan tardisional justru lebih memikat tamu asing. Mereka bisa dikenalkan makanan khas sambil menikmati keindahan alam. Selain bahannya mudah didapat, masakan tradisional bisa ditawarkan dengan harga murah, sehingga tak hanya tamu asing yang bisa membelinya, tetapi juga warga lokal.<br />
Ia memberi contoh masakan rujak soto yang terkenal hingga Jakarta. Makanan khas Banyuwangi ini mulai ditinggalkan di kampung sendiri. Kalaupun ada, hanya warung kecil yang menyediakannya. Restoran besar jarang yang mau meliriknya.<br />
Banyuwangi yang berdekatan dengan Bali memiliki peluang prospektif di sektor pariwisata. Bupati Ratna berharap kalangan pengusaha bisa menangkap peluang itu. Ia berjanji memberikan fasilitas promosi dan menggandeng biro perjalanan wisata dari Bali. Tiap tahunnya, Banyuwangi juga kebagian banjir tamu dari Bali. Sayangnya, kedatangan tamu lebih banyak disuguhi makanan gaya modern.<br />
Selain makanan, Ratna berharap jajanan khas Banyuwangi bisa ikut menyemarakkan kunjungan wisata. Dia bersyukur beberapa pengusaha lokal mulai aktif mengembangkan produk jajanan tradisional. Tumbuhnya industri jajanan ini diharapkan mampu memperkaya aset budaya Banyuwangi. Yang lebih penting lagi hal itu bisa mengurangi angka pengangguran.<br />
Terkait promosi, Bupati Ratna sudah memberikan tempat khusus di Denpasar. Tempat itu diberikan kepada para perajin Banyuwangi yang ingin memasarkan karyanya di Bali. Ke depan, dia berharap ada restoran Banyuwangi yang menyediakan makanan khas daerahnya di Bali. “Promosi adalah kunci utama. Jangan sampai aset Banyuwangi hilang karena tidak adanya promosi,” ujarnya bernada mengingatkan.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-57030209473540047092013-08-05T08:00:00.001-07:002017-11-03T06:57:46.435-07:00Omprok Gandrung, Kabupaten Banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6l904OMdypFzdIPLGI-bD-1pB4ZvDtj-QNwACSyvffY7zG66bD8cddd6G7CxMoID6ybb86r7Zr7-kXtCWhZvY4dm63V3U3iRida8tlESkKuccP860MpdRXV7rjGCMlsVV9LB9tLRmlH8Q/s1600/omprok-gandrung-b.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Omprok Gandrung, Kabupaten Banyuwangi" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi6l904OMdypFzdIPLGI-bD-1pB4ZvDtj-QNwACSyvffY7zG66bD8cddd6G7CxMoID6ybb86r7Zr7-kXtCWhZvY4dm63V3U3iRida8tlESkKuccP860MpdRXV7rjGCMlsVV9LB9tLRmlH8Q/s400/omprok-gandrung-b.jpg" title="Omprok Gandrung, Kabupaten Banyuwangi" /></a></div>
<br />
<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/" target="_blank">OMPROK</a> adalah hiasan kepala penari tradisional didaerah Blambangan Banyuwangi.<br />
<br />
Tari Gandrung adalah sejenis tari pertunjukan di daerah Blambangan Banyuwangi sebagai tari hiburan.<br />
<br />
Hiasan kepala penari tari Gandrung disebut <a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/tradisi-gelar-pitu-di-kabupaten.html" target="_blank">OMPROK GSNDRUNG</a>.<br />
<br />
Terbuat dari kulit kambing, ditatah(diukir seperti membuat wayang kulit), dan diwarnai. Kain digunakan sebagai warna dasar.<br />
<br />
Tari ini berasal dari Desa Oleh Sari, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.<br />
<br />
sumber :<a href="http://jawatimuran.wordpress.com/2013/06/05/omprok-gandrung-kabupaten-banyuwangi/" target="_blank">jawatimuran</a> </div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-69384225401033923452013-08-05T07:53:00.003-07:002013-08-05T07:53:25.925-07:00Wisata Alam Keindahan Kawah ijen<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitBMyYJNkjTBBvV3sihKVXrJiVXU8jyGhYCgRurrSrvHE6mi9WYvIzWg_oAded5UvkTrOXc_7PtMb4KSoEOolm2V6WOTBaysVOHH_u5kpC4oORdI-iJID5W_YJkucwhSbmEtPEbidYV_Xs/s1600/forumblambangan.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Wisata Alam Keindahan Kawah ijen" border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEitBMyYJNkjTBBvV3sihKVXrJiVXU8jyGhYCgRurrSrvHE6mi9WYvIzWg_oAded5UvkTrOXc_7PtMb4KSoEOolm2V6WOTBaysVOHH_u5kpC4oORdI-iJID5W_YJkucwhSbmEtPEbidYV_Xs/s400/forumblambangan.jpg" title="Wisata Alam Keindahan Kawah ijen" width="400" /></a></div>
<br />
<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/pantai-plengkung-banyuwangi-surga-nya.html" target="_blank">Kawah Ijen</a>, adalah salah satu gunung yang masih aktif sampai sekarang. Memiliki ketinggian 2.443 m dari atas permukaan laut, berdinding kaldera setinggi 300-500 m dan telah 4 kali meletus di tahun 1796, 1817, 1913 dan 1936. Ijen merupakan satu komplek gunung berapi yang terdiri dari kawah gunung Ijen dan dataran tingginya. Kawasan ini terletak di tiga kabupaten yaitu Situbondo, Bondowos dan Banyuwangi.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirfLI9bBBTf_pd9p4yVwEYJWmKF_-pBKGPdy1ie5hr-3dCfx_j7gDgmEgd9r3a741LJH8Gs8JQI12ZxMxfqiJtglIHD1nQyADyw_pvh02bZ-mFEuNoxoF8AxQ45QRTEDmRk95dgSDS_3ib/s1600/305231751_1363790422.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Wisata Alam Keindahan Kawah ijen" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirfLI9bBBTf_pd9p4yVwEYJWmKF_-pBKGPdy1ie5hr-3dCfx_j7gDgmEgd9r3a741LJH8Gs8JQI12ZxMxfqiJtglIHD1nQyADyw_pvh02bZ-mFEuNoxoF8AxQ45QRTEDmRk95dgSDS_3ib/s400/305231751_1363790422.jpg" title="Wisata Alam Keindahan Kawah ijen" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyGSvN7HFx3NDPZAVhfSQFU0SkOdqxgQ5k5RuNqgNNHdVvfjCVHhhjXjImE335O_WMUGaoKCjDEBEJEoNqOHCEsBGZ8RgHiXxSnInxwPsPHYmcsZpGFuztk9gsSmQCfkkgW8RGyIeXmuwB/s1600/kawah+ijen.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Wisata Alam Keindahan Kawah ijen" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyGSvN7HFx3NDPZAVhfSQFU0SkOdqxgQ5k5RuNqgNNHdVvfjCVHhhjXjImE335O_WMUGaoKCjDEBEJEoNqOHCEsBGZ8RgHiXxSnInxwPsPHYmcsZpGFuztk9gsSmQCfkkgW8RGyIeXmuwB/s400/kawah+ijen.jpg" title="Wisata Alam Keindahan Kawah ijen" /></a></div>
<br />
<br />
<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/pantai-plengkung-banyuwangi-surga-nya.html" target="_blank">DI KAWASAN</a> gunung berapi ini terdapat pertambangan belerang, dimana mengindikasikan gunung ini masih aktif dan beraktifitas. Saat berada di kawasan kawah Ijen, pengunjung bisa menyaksikan para penambang yang sibuk membawa tumpukan belerang di punggung mereka, menyusuri jalan yang curam dan dipenuhi oleh gas beracun yang berbahaya.<br />
<br />
Kawah Ijen merupakan pusat danau kawah terbesar di dunia, yang bisa memproduksi 36 juta meter kubik belerang dan hidrogen klorida dengan luas sekitar 5.466 hektar.. Kawah yang berbahaya ini memiliki keindahan yang sangat luar biasa dengan danau belerang berwarna hijau toska dengan sentuhan dramatis dan elok. Danau Ijen memiliki derajat keasaman nol dan memiliki kedalaman 200 meter. Keasamannya yang sangat kuat dapat melarutkan pakaian dan jari manusia.<br />
<br />
Untuk mencapai Gunung Ijen bisa di akses dari dua arah yaitu, dari utara dan dari selatan. Dari utara, bisa di tempuh melalui Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari dan dilajutkan ke Paltuding. Jaral Situbondo ke Paltuding sekitar 93 Km dan dapat ditemput sekitar 2,5 jam. Dari arah selatan, bisa dilalui dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak 15 Km. Dari Licin menuju Paltuding berjarak 18 Km dan diteruskan menggunakan Jeep atau mobil berat lainnya sekitar 6 Km sebelum ke Paltuding. Ini dikarenakan jalan yang berkelok dan menanjak.Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-87226887968405302302013-08-05T07:42:00.002-07:002017-11-03T06:59:24.282-07:00Tradisi Gelar Pitu Di Kabupaten Banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi17HLMlC88tTy0vGefrmrI6Ds2-ItyvKgbAi-6rDhZ1XTR5-Rj5XzyRaYWVkabXqMGnTA5LHzDg4lHdx9d8wnyEZ6evctPf5idvglGWlxXzdA90Zsf9mhFigzIb4vcRMxGwkLZs8xBj8Ib/s1600/forumblambangan.1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Tradisi Gelar Pitu Di Kabupaten Banyuwangi" border="0" height="268" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi17HLMlC88tTy0vGefrmrI6Ds2-ItyvKgbAi-6rDhZ1XTR5-Rj5XzyRaYWVkabXqMGnTA5LHzDg4lHdx9d8wnyEZ6evctPf5idvglGWlxXzdA90Zsf9mhFigzIb4vcRMxGwkLZs8xBj8Ib/s400/forumblambangan.1.jpg" title="Tradisi Gelar Pitu Di Kabupaten Banyuwangi" width="400" /></a></div>
<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/ritual-nikah-sambil-perang-suku-osing.html" target="_blank">BANYUWANGI</a> merupakan salah satu daerah di <a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/banyuwangi-kabupanten-terluas-di-jawa.html" target="_blank">Jawa Timur</a> yang kaya akan seni Budaya, Masayarakat Banyuwangi sangat menjunjung tinggi tradisi yang telah ada dari zaman nenek moyang beberapa tahun silam. Salah satu tradisi yang masih di jaga oleh masyarakat Banyuwangi adalah Tradisi Gelar Pitu di Desa Glagah (30 Menit Perjalanan dari Pusat Kota)<br />
<br />
<br />
Setiap Lebaran hari ketujuh atau 7 Syawal tahun Hijriyah, warga Dukuh Kopen Kidul, Dusun Kampung Baru, Desa / Kecamatan Glagah, memperingati Lebaran Ketupat yang disebut Gelar Pitu.<br />
Istilah gelar Pitu berasal dari kata Gelar yang artinya menggelar atau menata, sedangkan pitu berarti pitutur atau ucapan. Jadi jika di artikan Gelar Pitu mengandung makna menata ucapan dari buyut<br />
<br />
<br />
Saridin, yang telah memberikan tujuh wejangan kepada keturunannya. Salah satu isi wejangannya adalah keturunan Mbah Saridin diminta melaksanakan sedekah bumi yang dilaksanakan di halaman atau di tengah jalan. Selamatan itu dilaksanakan dengan menggunakan pelepah pisang atau biasa di sebutAncak. Tradisi ini menurut tokoh yang dituakan di desa tersebut telah di laksanakan sejak akhir abad ke-19 atau awal abad ke-20.<br />
<br />
<br />
Dalam tradisi ini, masyarakat setempat menggelar ritual penyucian Barong dan mahkota (omprok) Seblang serta gunungan ketupat yang diarak dan didoakan di makam leluhur; Mbah Saridin; yang diyakini sebagai pelopor pembabat hutan untuk di jadikan perkampungan.<br />
Setiap tahunnya tampak warga sesepuh adat mensucikan barong, mahkota Seblang, dan gunungan ketupat di makam leluhur. Kegiatan ini bertujuan untuk menolak bala dan wujud sukur atas keamanan dan rejeki.<br />
<br />
<br />
Dalam Tradisi ini terdapat pula alunan musik yang terdengar begitu unik dan menggema dari pengeras suara yang terpasang, suara alunan musik yang rancak dalam tradisi ini sangat berbeda dari suara alat music yang kita kenal.<br />
<br />
Alunan suara yang sangat rancak dan ceria tersebut di alunkan oleh beberapa buah lesung (peralatan dapur Tradisonal) yang di tabuh oleh delapan perempuan, sang penabuh selalu menunjukkan senyum kecil yang tak henti-hentinya merka suguhkan; hal ini di lakukan untuk mennjukkan rasa bahagia, oleh warga sekitar kegiatan ini di sebut Gedogan.<br />
<br />
<br />
Kegiatan tidak berhenti sampai disitu saja, ketika alunan music di suarakan, 6 orang laki-laki yang berpakaian khas Banyuwangi (memakai pakaian serba hitam dan udeng khas Banyuwangi) berjalan menuju areal persawahan. Mereka bermaksud mengambil air suci dari sebuah mata air yang berlokasi di pinggir sungai (mata air ini terletak sekitar 2 KM dari lokasi gelar pitu).<br />
<br />
Aroma kemenyan yang merupakan sebuah syarat juga Nampak disepanjang jalan menuju air tersebut, yang asapnya menunjukkan jalan menuju lokasi air suci yang akan di ambil oleh seorang dalam dua wadah kendi yang nantinya akan di diamkan selama beberapa jam. Selain aroma kemenyan, hal yang menarik dalam perjalanan tradisi ini adalah si pembakar kemenyan yang tiba-tiba kesurupan ketika sampai di gubuk tengah sawah (gubuk tersebut di yakini merupakan padepokan milik Mbah Saridin). Pada sore hari,<br />
<br />
satu kendi air yang telah diisi penuh tersebut digunakan untuk memandikan kepala Barong. Sedangkan satu kendi lainnya di gunakan untuknyekar di makam leluhur desa Glagah dan keluarganya. Dalam tradisi ini, pengunjung juga akan disuguhi berbagai kesenian tradisional Banyuwangi, seperti Kuntulan, tari Gandrung,<br />
<br />
Barong, dan juga terdapat angklung paglak.<br />
Setelah semua pagelaran di laksankan dalam Tradisi Gelar Pitu, tradisi terakhir yang di suguhkan adalah upaca arak-arakan Ketupat Gunggungan(seluruh ketupat tersebut diisi uang antara Rp. 1.000,- sampai Rp. 5.000,-) yang di arak mengelilingi kampung, pada saat yang sama, warga menyediakan masakan dalam Ancak di sepanjang jalan desa yang di lewati oleh arak-arakan hingga arak-arakan berakhir ditempat akhir yang telah ditentukan (untuk tahun ini berada di musola yang berlokasi di Dukuh Kopen Kidul).<br />
<br />
<br />
Antara percaya atau tidak, hal mistik yang terjadi ketika di lakukan arak-arakan adalah jumlah uang yang berubah menjadi Rp. 10.000 – Rp. 20.000,- ketika ketupat tersebut sudah ada di genggaman warga. Tidak hanya hal tersebut yang unik, ketika ketupat yang di dapatkan berisi uang, maka dipercaya rejeki kita akan lancar dalam 1 tahun kedepan, begitu pula sebaliknya, jika ketupat kosong, maka rejeki kita akan menurun dalam 1 tahun ke depan.<br />
<br />
<br />
Tradisi Gelar Pitu adalah satu dari banyak tradisi yang ada di Kabupaten Banyuwangi yang di gelar hanya satu tahun satu kali, jadi saying sekali jika tidak menyaksikan tradisi ini. So keep ur vacation for the next best tradition of Banyuwangi.<br />
Sumber:<br />
<br />
Tempointeraktif.com / Radar Banyuwangi<br />
<br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-5343764001939590542013-08-05T07:20:00.000-07:002013-08-05T07:20:06.065-07:00Pantai Plengkung Banyuwangi Surga nya Para Peselancar<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihyphenhyphenWtK61qdU99bMCDfFyG0VyASLLaHWjY0bzxC7EJMZ1ybP6jX2GvcbvCy977V_Y2VBP1ybtbpQDFh51KKKKQRrvmQK7uPYkw88lfurqlJ5Z1s3q3OcmqWAWoVrnHCgkL1jZheQzdOsAs0/s1600/forumblambangan-wisata-pantai-plengkung.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Pantai Plengkung Banyuwangi Surga nya Para Peselancar" border="0" height="276" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihyphenhyphenWtK61qdU99bMCDfFyG0VyASLLaHWjY0bzxC7EJMZ1ybP6jX2GvcbvCy977V_Y2VBP1ybtbpQDFh51KKKKQRrvmQK7uPYkw88lfurqlJ5Z1s3q3OcmqWAWoVrnHCgkL1jZheQzdOsAs0/s400/forumblambangan-wisata-pantai-plengkung.jpg" title="Pantai Plengkung Banyuwangi Surga nya Para Peselancar" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
Pantai Plengkung merupakan salah satu tempat wisata yang berada di Kabupaten Banyuwangi,Jawa Timur. Pantai Plengkung merupakan obyek wisata yang masuk dalam “segi tiga berlian” yang dijadikan sebagai andalan sumber pemasukan dana dari sektor pariwisata. Pantai Plengkung selain memiliki panorama indah,pantai ini juga mempunyai ombak yang indah bagi para peselancar. Pantai ini dikenal sebagai pantai yang cocok untuk olahraga selancar air (surfing) karena memiliki ombak besar.<br />
<br />
Pantai Plengkung terletak di ujung timur paling bawah, masuk wilayah Kabupaten Banyuwangi. Apa ada yang istimewa dengan pantai ini dibandingkan dengan pantai lain yang jumlahnya cukup banyak di Indonesia ini. Bagi saya pribadi sebetulnya pantai ini biasa saja hanya mungkin faktor lokasinya yang membuat awalnya saya penasaran. Namun bagi wisatawan mancanegara lokasi ini sudah sangat terkenal khususnya penggemar olahraga surfing. Katanya sih ombaknya sangat tinggi dan ini sangat disukai para pesufer professional.<br />
<br />
Pantai Plengkung tak sekadar elok dipandang mata. Pantai yang juga lazim disebut ”G-land” ini juga menjadi tempat favorit peselancar di dunia. Ombak setinggi 4-5 meter yang datang bersusulan membuat atraksi berselancar (surfing) menjadi lebih menantang. Kepungan hutan juga membuat tempat ini dijuluki ”surga kesunyian”.<br />
<br />
Karena memiliki ombak besar pantai ini pernah berlangsung lomba selancar air (surfing) tingkat internasional yang dikenal dengan “Banyuwangi G-Land International Team Challenge”.Lomba itu diikuti 12 tim selancar air dari delapan negara dengan jumlah atlet 86 orang. Mereka antara lain berasal dari Australia, Prancis, Inggris, Amerika, Selandia Baru, dan Indonesia yang diwakili oleh atlet selancar dari Bali.<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-62395556852555091932013-08-05T06:32:00.004-07:002013-08-05T06:32:56.962-07:00banyuwangi Kabupanten Terluas Di Jawa Timur<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgevn3lDPpEWM8AM5Dtu1v6E8BoCSsVvUHlhFYkeasFY8xehWJqa6yXrM21CuHv7RWj1QNt4Btg_XJRr5X5My5rlArrgaE5xEMLqJQNWe7_ekywsEli9goF5wp3SRpKu-19_nV3RXWS0rhJ/s1600/Locator_kabupaten_banyuwangi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="banyuwangi Kabupanten Terluas Di Jawa Timur" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgevn3lDPpEWM8AM5Dtu1v6E8BoCSsVvUHlhFYkeasFY8xehWJqa6yXrM21CuHv7RWj1QNt4Btg_XJRr5X5My5rlArrgaE5xEMLqJQNWe7_ekywsEli9goF5wp3SRpKu-19_nV3RXWS0rhJ/s1600/Locator_kabupaten_banyuwangi.png" title="banyuwangi Kabupanten Terluas Di Jawa Timur" /></a></div>
<br />
Peta lokasi Kabupaten Banyuwangi<br />
Koordinat: 7,43° – 8,46° LS dan 113,53° – 114,38° BT<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYmRDLtx9LTj7fQqyy1fs5cpQPg-okwjg5-5_NjoPi5owjS7JGKgdJOPWInRMjA0SMCbwsvos_Vxg1gxSgQuENqY6P_eF8NM2-_uNOe0nrZJAy8zXfihdbHeHrjp_Y6TQKLoOiDQysc8X/s1600/Lambang_Kabupaten_Banyuwangi.png" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="banyuwangi Kabupanten Terluas Di Jawa Timur" border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYYmRDLtx9LTj7fQqyy1fs5cpQPg-okwjg5-5_NjoPi5owjS7JGKgdJOPWInRMjA0SMCbwsvos_Vxg1gxSgQuENqY6P_eF8NM2-_uNOe0nrZJAy8zXfihdbHeHrjp_Y6TQKLoOiDQysc8X/s1600/Lambang_Kabupaten_Banyuwangi.png" title="banyuwangi Kabupanten Terluas Di Jawa Timur" /></a></div>
Lambang Kabupaten Banyuwangi<br />
Moto: Satya Bhakti Praja Mukti (Setia pada bakti untuk masyarakat makmur)<br />
Julukan: Kota Banteng, Kota Pisang<br />
<br />
<br />
Kabupaten Banyuwangi adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Banyuwangi. Kabupaten ini terletak di ujung paling timur Pulau Jawa, berbatasan dengan Kabupaten Situbondo di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Pelabuhan Ketapang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pelabuhan Gilimanuk di Bali.<br />
<br />
Banyuwangi adalah kabupaten terluas di Jawa Timur bahkan di Pulau Jawa. Luasnya 5.782,50 km^2.[2] Wilayahnya cukup beragam, dari dataran rendah hingga pegunungan. Kawasan perbatasan dengan Kabupaten Bondowoso, terdapat rangkaian Dataran Tinggi Ijen dengan puncaknya Gunung Raung (3.282 m) dan Gunung Merapi (2.800 m) terdapat Kawah Ijen, keduanya adalah gunung api aktif<br />
<br />
Bagian selatan terdapat perkebunan, peninggalan sejak zaman Hindia Belanda. Di perbatasan dengan Kabupaten Jember bagian selatan, merupakan kawasan konservasi yang kini dilindungi dalam sebuah cagar alam, yakni Taman Nasional Meru Betiri. Pantai Sukamade merupakan kawasan pengembangan penyu. Di Semenanjung Blambangan juga terdapat cagar alam, yaitu Taman Nasional Alas Purwo.<br />
<br />
Pantai timur Banyuwangi (Selat Bali) merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Timur. Di Muncar terdapat pelabuhan perikanan.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-43861110510587820642013-08-05T06:16:00.001-07:002013-08-05T06:16:23.402-07:00Ritual Nikah Sambil 'Perang' Suku osing<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEBCD1dbEnDgyPbEb08qdfirMRmN6CBW9J9vPK1NflCplk10pNQucpCDyyKGIOXRAZ7Re5IYp-6m43RmMjBdNZnVPJtzNS-j8S5mO9RI1hhIjJiOCcEgKxF6GfJNSVLvakZsLKfNURHsP/s1600/forumblambangan2.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="177" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjEBCD1dbEnDgyPbEb08qdfirMRmN6CBW9J9vPK1NflCplk10pNQucpCDyyKGIOXRAZ7Re5IYp-6m43RmMjBdNZnVPJtzNS-j8S5mO9RI1hhIjJiOCcEgKxF6GfJNSVLvakZsLKfNURHsP/s320/forumblambangan2.jpg" width="320" /></a></div>
<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/perkenalkan-bumi-ke-bayi-ritual-mudun.html" target="_blank">Tradisi</a> pernikahan suku Using yang berada di <a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/fenomena-anak-gendruwo-dari-alas-purwo.html" target="_blank">Banyuwangi</a>, Jawa Timur sungguh unik. Tak seperti ritual nikah dari daerah lain, suku Using harus berperang dahulu sebelum disatukan dalam biduk rumah tangga.<br />
<br />
Melalui serangkaiaan ritual yang dinamakan perang bangkat, tradisi pernikahan suku Using tampil beda. Bagaimana tradisi penikahan tradisional ini, mari simak liputannya. <br />
<br />
<br />
Pasangan pengantin Rudi Adi Sanjaya dan Ely Karunia Dewi, warga Glagah, Banyuwangi, Jawa Timur ini baru saja selesai melangsungkan pernikahan di hadapan penghulu. Namun masih ada 1 tahapan lagi yang harus dilalui keduanya, yaitu nikah adat cara using atau biasa disebut perang bangkat.<br />
<br />
Perang bangkat diawali dengan mengarak kedua mempelai keliling kampung. Keduanya harus mengusung seperangkat alat tidur, tikar dan beberapa peralatan lain menuju rumah pengantin pria.<br />
<br />
Dalam perang bangkat, pengantin harus duduk bersama ditutup dengan sehelai kain putih serta didampingi satu dalang yang bertugas menjadi juru bicara atau pembawa pesan moral. Dinamakan perang bangkat karena kedua dalang harus berperang dengan cara beradu argumen.<br />
<br />
Setelah kedua belah pihak menyetujui persyaratan yang diajukan, maka pasangan pengantin dianggap sah secara adat. Perang bangkat di akhiri dengan ritual kosek ponjen, yakni seluruh keluarga pengantin berebut mengusap uang kertas dan logam yang di taruh dalam sebuah nampan.<br />
<br />
Pposek punjen sebagai penanda jika seluruh keluarga sudah memberi doa restu. Namun perang bangkat kini semakin jarang ditemui. Hanya warga suku Using yang tinggal di pedesaan saja yang hingga kini masih tetap mempertahankan tradisi unik ini. (Ndy)<br />
<br />
sumber : <a href="http://news.liputan6.com/read/543288/video-uniknya-ritual-nikah-sambil-perang-suku-using">LIputan6</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-73564992967692520652013-08-05T06:08:00.002-07:002013-08-05T06:18:23.626-07:00Perkenalkan Bumi KE Bayi Ritual Mudun Lemah Suku Osing<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmVA4u7yQ-JB-kB4MiNcTaJEbAlK5cKLjxW-k2sFB_irY93Pnudq5hAHbBIOsnxjXRQ3y7jiJY3hSXaqm5heCQM0WhpuToAn_I3IDe5tMICO99G0SlXLqWOIpaez9ptLcsYeTCEpgpuOMg/s1600/forumblambangan1.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Perkenalkan Bumi KE Bayi Ritual Mudun Lemah Suku Osing" border="0" height="221" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhmVA4u7yQ-JB-kB4MiNcTaJEbAlK5cKLjxW-k2sFB_irY93Pnudq5hAHbBIOsnxjXRQ3y7jiJY3hSXaqm5heCQM0WhpuToAn_I3IDe5tMICO99G0SlXLqWOIpaez9ptLcsYeTCEpgpuOMg/s400/forumblambangan1.jpg" title="Perkenalkan Bumi KE Bayi Ritual Mudun Lemah Suku Osing" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/cerita-rakyat-banyuwangi-damarwulan.html" target="_blank">Warga</a> Suku Using yang ada di <a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/sejarah-asal-usul-suku-osing-banyuwangi.html" target="_blank">BAYUWANGI</a>, Jawa Timur memiliki cara tersendiri dalam hal mengenalkan bumi dan tanah kepada buah hatinya yang baru berusia 7 bulan.<br />
<br />
Di wilayah ini, bagi anak yang sudah masuk usia 7 bulan, wajib dilakukan ritual yang dinamakan mudun lemah atau turun tanah. Ritual mudun lemah ini diawali dengan tarian barong serta mengarak sang bayi bersama keluarga mengelilingi kampung.<br />
<br />
Usai diarak, pakaian bayi pun dilepas hingga tak ada sehelai benang pun sebagai gambaran bahwa setiap manusia lahir ke dunia tidak membawa apa-apa. Lucunya, agar bayi tidak menangis saat mengikuti ritual tersebut, bayi pun diajak bermain kuda-kudaan mengelilingi berbagai jajanan dan persyaratan ritual.<br />
<br />
Selanjutnya, sang dalang yang memimpin ritual itu pun langsung membimbing bayi agar kedua kaki bayi dapat menyentuh tanah pertama kalinya.<br />
<br />
Pada saat itu, sang dalang juga memukulkan tangannya ke tanah sebanyak 3 kali sebagai tanda salam bahwa ada manusia baru yang akan memanfaatkan bumi untuk menjalani hidup hingga meninggal nanti. Sayangnya, meski sarat dengan pesan moral, ritual ini sangat sulit ditemukan atau hampir punah.<br />
<br />
<br />
Sumber :<a href="http://news.liputan6.com/read/572667/video-ritual-turun-tanah-banyuwangi-perkenalkan-bumi-ke-bayi" target="_blank">liputan6</a>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-13984400736901782882013-08-05T05:20:00.001-07:002013-08-05T06:19:50.077-07:00Banyuwangi Berhasil Meraih Piala Adipura 2013<br />
<br />
<img border="0" height="265" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVu4cZaSplUxbDNhqoPBZ6AdiXoAB0zIjmeZ3JrUsFJtqUHBryJWvq3xCQJGkW_m2hYh0-s2hcdjk1zahmFn5xsV1Mzv9tNdf4MZUxKATGV_RC8nbMCkle-c1N0JPX21EHcNowLKhgfvwq/s400/banyuwangi_adipura.jpg" width="400" /><br />
<br />
<br />
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menerima Piala Adipura dari Presiden SB Yudhoyono, <br />
di Jakarta, Senin (10/6) (Dok Humas Pemkab Banyuwangi)<br />
<br />
<br />
<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/cerita-rakyat-banyuwangi-damarwulan.html" target="_blank">Banyuwangi</a>, GATRAnews – Banyuwangi patut berbangga. Kota di ujung timur Pulau Jawa ini berhasil meraih Piala Adipura; sebuah penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup RI bagi kota-kota di Indonesia yang dinilai berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan.<br />
<br />
Piala Adipura 2013 ini diserahkan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Bupati <a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/sejarah-asal-usul-suku-osing-banyuwangi.html" target="_blank">Banyuwangi</a> Abdullah Azwar Anas, di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/6). Menurut siaran pers yang diterima GATRAnews, di Jakarta, Rabu (12/6), penyerahan Piala Adipura ini tepat satu tahun setelah penerimaan sertifikat Adipura.<br />
Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi, Arief Setiawan, penghargaan ini menjadi kebanggaan bagi Banyuwangi, setelah 17 tahun berturut-turut tidak mendapatkan Adipura. Tahun 1996, Banyuwangi pernah meraih Adipura Kencana. Namun setelahnya gagal meraih Adipura. Bahkan pernah dinobatkan sebagai kota terkotor pada 2011. “Penghargaan ini menjadi kebanggaan bagi seluruh masyarakat Banyuwangi atas segala upaya kerja kerasnya menciptakan Banyuwangi yang bersih,” ujar Arief.<br />
Tahun ini, penyerahan piala didasarkan pada empat kategori wilayah penilaian, yakni kategori Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota Kecil.<br />
Banyuwangi yang masuk kategori penerima Piala Adipura untuk Kota Sedang, merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota se-Indonesia yang mendapatkan Adipura untuk pertama kalinya. Dijelaskan Arief, untuk Provinsi Jawa Timur, dari 38 kabupaten/kota, hanya dua kabupaten/kota yang belum berhasil meraih Adipura.<br />
Sedangkan Banyuwangi dan Kota Mojokerto adalah dua kabupaten/kota yang meraih Adipura untuk pertama kalinya. “Karena Banyuwangi dan Kota Mojokerto terhitung sebagai penerima Piala Adipura untuk pertama kalinya, Presiden SBY berkenan menyerahkannya secara langsung.<br />
Sedangkan bagi kabupaten/kota lain yang sudah menerima piala ini untuk kedua kali, ketiga dan seterusnya, penghargaan akan diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, malam ini (Senin malam, Red.),” tutur Arief.<br />
Ada beberapa indikator yang menjadikan Banyuwangi layak menerima piala Adipura, jelas Arief, yakni partisipasi masyarakat di bidang kebersihan dan keindahan. Selain itu, berbagai inovasi yang dibuat seperti adanya bank sampah, pengolahan sampah, pemanfaatan gas metan dan perubahan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Juga adanya perilaku masyarakat yang berubah menjadi peduli akan sampah, serta bersihnya beberapa titik pantau, seperti sungai dan pasar.<br />
Piala lambang supremasi kota bersih dan sehat tersebut akan dikirab dan diarak pada Rabu ini. Arak-arakan yang juga melibatkan pelajar tersebut, diawali dari Bandara Blimbingsari menuju Kecamatan Kota Banyuwangi. Di Kecamatan Kota Banyuwangi, kirab diawali dari Jl. S. Parman – Jl. Brawijaya – Jl. Gajah Mada – Jl. Hayam Wuruk – Jl. MH. Thamrin – Jl. PB. Sudirman – Jl. A. Yani – Jl. Adi Sucipto – Jl. Kepiting. Kemudian berlanjut ke Jl. Letkol Sugiono – Jl. MT Haryono – Jl. Pierre Tendean – Jl. Kartini, dan berakhir di Taman Blambangan.<br />
Selain berhasil memboyong Piala Adipura, SMKN 1 Banyuwangi juga berhasil mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri dari Kementrian Lingkungan Hidup. Penghargaan ini diberikan atas kepedulian sekolah dalam menjaga lingkungan.<br />
Program adiwiyata merupakan implementasi dari Pendidikan Lingkungan Hidup pada sekolah dasar dan menengah yang berupaya membangun karakter. Sehingga sekolah penerima adiwiyata adalah sekolah SD, SMP, dan SMA yang dinilai peduli dan berbudaya lingkungan, yang bertujuan utk mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.<b>(TMA)</b><br />
<br />
Sumber : http://www.gatra.com/advetorial/32398-banyuwangi-berhasil-raih-adipura.html<br />
<br />Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-36532002147745950172013-08-04T21:34:00.001-07:002017-11-03T07:02:23.119-07:00Asal Usul Kota Banyuwangi (Cerita Rakyat)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<img border="0" height="329" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgiGHXY-8OKHjqJ6CK-aQkXyw53rAT66bDjJ1pyrI_9xxBqc2xQSEdEo2LjORcPp6f6BFi-S7EJSmXD7xedz65qazkN3P41m3lrHzWeBp8VOP0YkVIZyjFPfR7uSuREqfi2P9p8-JJ9Ao14/s640/banyuwangi.jpg" width="640" /> </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Pada<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/tarian-khas-banyuwangi.html" target="_blank"> ZAMAN DAHULU</a> di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, </div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, binatang buruan itu tidak ditemukan. Ia tiba di sebuah sungai yang sangat bening airnya. “Hem, segar nian air sungai ini,” Raden Banterang minum air sungai itu, sampai merasa hilang dahaganya. Setelah itu, ia meninggalkan sungai. Namun baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba dikejutkan kedatangan seorang gadis cantik jelita.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Ha? Seorang gadis cantik jelita? Benarkah ia seorang manusia? Jangan-jangan setan penunggu hutan,” gumam Raden Banterang bertanya-tanya. Raden Banterang memberanikan diri mendekati gadis cantik itu. “Kau manusia atau penunggu hutan?” sapa Raden Banterang. “Saya manusia,” jawab gadis itu sambil tersenyum. Raden Banterang pun memperkenalkan dirinya. Gadis cantik itu menyambutnya. “Nama saya Surati berasal dari kerajaan Klungkung”. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Saya berada di tempat ini karena menyelamatkan diri dari serangan musuh. Ayah saya telah gugur dalam mempertahankan mahkota kerajaan,” Jelasnya. Mendengar ucapan gadis itu, Raden Banterang terkejut bukan kepalang. Melihat penderitaan puteri Raja Klungkung itu, </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Raden Banterang segera menolong dan mengajaknya pulang ke istana. Tak lama kemudian mereka menikah membangun keluarga bahagia.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Pada suatu hari, puteri Raja Klungkung berjalan-jalan sendirian ke luar istana. “Surati! Surati!”, panggil seorang laki-laki yang berpakaian compang-camping. Setelah mengamati wajah lelaki itu, ia baru sadar bahwa yang berada di depannya adalah kakak kandungnya bernama Rupaksa. Maksud kedatangan Rupaksa adalah untuk mengajak adiknya untuk membalas dendam, karena Raden Banterang telah membunuh ayahandanya. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Surati menceritakan bahwa ia mau diperistri Raden Banterang karena telah berhutang budi. Dengan begitu, Surati tidak mau membantu ajakan kakak kandungnya. Rupaksa marah mendengar jawaban adiknya. Namun, ia sempat memberikan sebuah kenangan berupa ikat kepala kepada Surati. “Ikat kepala ini harus kau simpan di bawah tempat tidurmu,” pesan Rupaksa. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Pertemuan Surati dengan kakak kandungnya tidak diketahui oleh Raden Banterang, dikarenakan Raden Banterang sedang berburu di hutan. Tatkala Raden Banterang berada di tengah hutan, tiba-tiba pandangan matanya dikejutkan oleh kedatangan seorang lelaki berpakaian compang-camping. “Tuangku, Raden Banterang. Keselamatan Tuan terancam bahaya yang direncanakan oleh istri tuan sendiri,” kata lelaki itu. “Tuan bisa melihat buktinya, dengan melihat sebuah ikat kepala yang diletakkan di bawah tempat peraduannya. Ikat kepala itu milik lelaki yang dimintai tolong untuk membunuh Tuan,” jelasnya. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Setelah mengucapkan kata-kata itu, lelaki berpakaian compang-camping itu hilang secara misterius. Terkejutlah Raden Banterang mendengar laporan lelaki misterius itu. Ia pun segera pulang ke istana. Setelah tiba di istana, Raden Banterang langsung menuju ke peraaduan istrinya. Dicarinya ikat kepala yang telah diceritakan oleh lelaki berpakaian compang-camping yang telah menemui di hutan. “Ha! </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Benar kata lelaki itu! Ikat kepala ini sebagai bukti! Kau merencanakan mau membunuhku dengan minta tolong kepada pemilik ikat kepala ini!” tuduh Raden Banterang kepada istrinya. “ Begitukah balasanmu padaku?” tandas Raden Banterang.”Jangan asal tuduh. Adinda sama sekali tidak bermaksud membunuh Kakanda, apalagi minta tolong kepada seorang lelaki!” jawab Surati. Namun Raden Banterang tetap pada pendiriannya, bahwa istrinya yang pernah ditolong itu akan membahayakan hidupnya. Nah, sebelum nyawanya terancam, Raden Banterang lebih dahulu ingin mencelakakan istrinya. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Raden Banterang berniat menenggelamkan istrinya di sebuah sungai. Setelah tiba di sungai, Raden Banterang menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki compang-camping ketika berburu di hutan. Sang istri pun menceritakan tentang pertemuan dengan seorang lelaki berpakaian compang-camping seperti yang dijelaskan suaminya. “Lelaki itu adalah kakak kandung Adinda. Dialah yang memberi sebuah ikat kepala kepada Adinda,” </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Surati menjelaskan kembali, agar Raden Banterang luluh hatinya. Namun, Raden Banterang tetap percaya bahwa istrinya akan mencelakakan dirinya. “Kakanda suamiku! Bukalah hati dan perasaan Kakanda! Adinda rela mati demi keselamatan Kakanda. Tetapi berilah kesempatan kepada Adinda untuk menceritakan perihal pertemuan Adinda dengan kakak kandung Adinda bernama Rupaksa,” ucap Surati mengingatkan.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
“Kakak Adindalah yang akan membunuh kakanda! Adinda diminati bantuan, tetapi Adinda tolah!”. Mendengar hal tersebut , hati Raden Banterang tidak cair bahkan menganggap istrinya berbohong.. “Kakanda ! Jika air sungai ini menjadi bening dan harum baunya, berarti Adinda tidak bersalah! Tetapi, jika tetap keruh dan bau busuk, berarti Adinda bersalah!” seru Surati. Raden Banterang menganggap ucapan istrinya itu mengada-ada. Maka, Raden Banterang segera menghunus keris yang terselip di pinggangnya. Bersamaan itu pula, Surati melompat ke tengah sungai lalu menghilang. </div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Tidak berapa lama, terjadi sebuah keajaiban. Bau nan harum merebak di sekitar sungai. Melihat kejadian itu, Raden Banterang berseru dengan suara gemetar. “Istriku tidak berdosa! Air kali ini harum baunya!” Betapa menyesalnya Raden Banterang. Ia meratapi kematian istrinya, dan menyesali kebodohannya. Namun sudah terlambat.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Sejak itu, sungai menjadi harum baunya. Dalam bahasa Jawa disebut Banyuwangi. Banyu artinya air dan wangi artinya harum. Nama Banyuwangi kemudian menjadi nama kota Banyuwangi.</div>
<div style="text-align: left;">
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
Sumber: e-smartschool.com yang diambil dari elexmedia</div>
</div>
Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-28011491473015063922013-08-04T21:21:00.000-07:002017-11-03T07:04:29.487-07:00Cerita Rakyat Banyuwangi (Damarwulan & Minak jingga)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHMwG_Ol-zgZGbOrwRprPF9cPVE_ONf4pBpS5O5W3Ulubt2ZbdyctE_CIuccAqsAs57I_Ji4WAUxl97A9TSt-4Y4xlxzz7wFVks9FqBemJefhfXlpFMpJSwTgYQ959h2Bb2zafziF45M88/s1600/imagesd.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Cerita Rakyat Banyuwangi (Damarwulan & Minak jingga)" border="0" height="481" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgHMwG_Ol-zgZGbOrwRprPF9cPVE_ONf4pBpS5O5W3Ulubt2ZbdyctE_CIuccAqsAs57I_Ji4WAUxl97A9TSt-4Y4xlxzz7wFVks9FqBemJefhfXlpFMpJSwTgYQ959h2Bb2zafziF45M88/s640/imagesd.jpg" title="Cerita Rakyat Banyuwangi (Damarwulan & Minak jingga)" width="640" /></a></div>
Minakjingga adalah Adipati Blambangan yang memiliki kesaktian tinggi. Suatu ketika, ia berencana untuk memberontak pada Kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh seorang raja perempuan yang cantik jelita bernama Ratu Ayu Kencana Wungu. Sang Ratu kemudian mengadakan sayembara untuk menangkal ancaman dari Minakjingga. Salah seorang dari peserta sayembara ini adalah seorang pemuda bernama Damarwulan. Berhasilkah Damarwulan mengalahkan Minakjingga? Simak kisahnya dalam cerita Damarwulan dan Minakjingga berikut ini!<br />
* * *<br />
<br />
Tersebutlah seorang ratu bernama Dewi Suhita yang bergelar Ratu Ayu Kencana Wungu. Ia adalah penguasa Kerajaan Majapahit yang ke-6. Pada era pemerintahannya, Majapahit berhasil menaklukkan banyak daerah yang kemudian dijadikan sebagai bagian dari wilayah kekuasaan kerajaan yang berpusat di Trowulan, Jawa Timur, itu. Salah satu kerajaan kecil yang menjadi taklukan Majapahit adalah Kerajaan Blambangan yang terletak di Banyuwangi. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang bangsawan dari Klungkung, Bali, bernama Adipati Kebo Marcuet. Adipati ini terkenal sakti dan memiliki sepasang tanduk di kepalanya seperti kerbau.<br />
<br />
<br />
Keberadaan Adipati Kebo Marcuet ternyata menghadirkan ancaman bagi Ratu Ayu Kencana Wungu. Meskipun hanya seorang raja taklukan, namun sepak terjang Adipati Kebo Marcuet yang terus-menerus merongrong wilayah kekuasaan Majapahit membuat Ratu Ayu Kencana Wungu cemas. Ratu Majapahit itu pun berupaya menghentikan ulah Adipati Kebo Marcuet dengan mengadakan sebuah sayembara.<br />
<br />
<br />
“Barangsiapa yang mampu mengalahkan Adipati Kebo Marcuet, maka dia akan kuangkat menjadi Adipati Blambangan dan kujadikan sebagai suami,” demikian maklumat Ratu Ayu Kencana Wungu yang dibacakan di hadapan seluruh rakyat Majapahit.<br />
<br />
<br />
Sayembara itu diikuti oleh puluhan orang, namun semua gagal mengalahkan kesaktian Adipati Kebo Marcuet. Hingga datanglah seorang pemuda tampan dan gagah bernama Jaka Umbaran yang berasal dari Pasuruan. Ia adalah cucu Ki Ajah Pamengger yang merupakan guru sekaligus ayah angkat Adipati Kebo Marcuet. Rupanya, Jaka Umbaran mengetahui kelemahan Adipati Kebo Marcuet. Maka, dengan senjata pusakanya gada wesi kuning (gada yang terbuat dari kuningan), dan dibantu oleh seorang pemanjat kelapa yang sakti bernama Dayun, Jaka Umbaran berhasil mengalahkan Adipati Kebo Marcuet.<br />
<br />
<br />
Ratu Ayu Kencana Wungu sangat gembira dengan kekalahan Adipati Kebo Marcuet. Ia pun menobatkan Jaka Umbaran menjadi Adipati Blambangan dengan gelar Minakjingga. Akan tetapi, Ratu Ayu Kencana Ungu menolak menikah dengan Jaka Umbaran karena pemuda itu kini tidak lagi tampan. Akibat pertarungannya dengan Adipati Kebo Marcuet, wajah Jaka Umbaran yang semula rupawan menjadi rusak, kakinya pincang, dan badannya menjadi bongkok.<br />
<br />
<br />
Jaka Umbaran alias Minakjingga tetap bersikeras menagih janji. Ia datang ke Majapahit untuk melamar Ratu Ayu Kencana Wungu meskipun pada saat itu ia telah memiliki dua selir bernama Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Lamaran Minakjingga bertepuk sebelah tangan karena sang Ratu tetap tidak sudi menikah dengannya.<br />
<br />
<br />
Penolakan itu membuat Minakjingga murka dan memendam dendam kepada Ratu Ayu Kencana Wungu. Untuk melampiaskan kemarahannya, Minakjingga merebut beberapa wilayah kekuasaan Majapahit sampai ke Probolinggo. Tidak hanya itu, Minakjingga pun berniat untuk menyerang Majapahit. Ratu Ayu Kencana Wungu sangat khawatir ketika mendengar bahwa Minakjingga ingin menyerang kerajaannya. Maka, ia pun kembali menggelar sayembara.<br />
<br />
<br />
“Barangsiapa yang berhasil membinasakan Minakjingga akan kujadikan suamiku!” ucap Ratu Ayu Kencana Wungu di hadapan seluruh rakyat Majapahit.<br />
Sekali lagi, puluhan pemuda turut serta dalam sayembara tersebut, namun tidak ada satu pun yang berhasil mengungguli kesaktian Minakjingga.<br />
<br />
Hal ini membuat sang Ratu semakin cemas. Saat kekhawatiran sang Ratu semakin besar, datanglah seorang pemuda tampan bernama Damarwulan. Ia adalah putra Patih Udara, patih Majapahit yang sedang pergi bertapa. Saat itu Damarwulan sedang bekerja sebagai perawat kuda milik Patih Logender, seorang patih Majapahit yang ditunjuk untuk menggantikan kedudukan ayah Damarwulan.<br />
Di hadapan sang Ratu, Damarwulan menyampaikan keinginannya mengikuti sayembara untuk mengalahkan Minakjingga.<br />
<br />
<br />
“Ampun, Gusti Ratu! Jika diperkenankan, izinkanlah hamba mengikuti sayembara,” pinta Damarwulan.<br />
“Tentu saja, Damarwulan. Bawalah kepala Minakjingga ke hadapanku!” titah sang Ratu.<br />
“Baik, Gusti,” kata pemuda itu seraya berpamitan.<br />
Berangkatlah Damarwulan ke Blambangan untuk menantang Minakjingga.<br />
“Hai, Minakjingga! Jika berani, lawanlah aku!” seru Damarwulan setiba di Blambangan.<br />
“Siapa kamu?” tanya Minakjingga, “Berani-beraninya menantang aku.”<br />
“Ketahuilah, hai pemberontak! Aku Damarwulan yang diutus oleh Ratu Ayu Kencana Wungu untuk membinasakanmu,” jawab Damarwulan.<br />
<br />
“Ha… Ha… Ha…!” Minakjingga tertawa terbahak-bahak, “Sia-sia saja kamu ke sini, Damarwulan. Kamu tidak akan mampu menghadapi kesaktian senjata pusakaku, gada wesi kuning!”<br />
Pertarungan sengit antara dua pendekar sakti itu pun terjadi. Keduanya silih-berganti menyerang. Namun, akhirnya Damarwulan kalah dalam pertarungan itu hingga pingsan terkena pusaka gada wesi kuning milik Minakjingga. Damarwulan pun dimasukkan ke dalam penjara.<br />
Rupanya, kedua selir Minakjingga, Dewi Wahita dan Dewi Puyengan, terpikat melihat ketampanan Damarwulan. Mereka pun secara diam-diam mengobati luka pemuda itu. Bahkan, mereka juga membuka rahasia kesaktian Minakjingga.<br />
<br />
“Kekuatan Minakjingga terletak pada gada wesi kuning. Dia tidak akan bisa berbuat apa-apa tanpa sejata itu,” kata Dewi Wahita.<br />
“Benar. Jika ingin mengalahkan Minakjingga, Anda harus merampas pusakanya,” tambah Dewi Puyengan.<br />
“Lalu, bagaimana aku bisa merebut senjata pusaka itu?” tanya Damarwulan.<br />
“Kami akan membantumu mendapatkan senjata itu,” janji kedua selir Minakjingga itu.<br />
<br />
<br />
Pada malam harinya, Dewi Sahita dan Dewi Puyengan mencuri pusaka gada wesi kuning saat Minakjingga terlelap. Pusaka itu kemudian mereka berikan kepada Damarwulan. Setelah memiliki senjata itu, Damarwulan pun kembali menantang Minakjingga untuk bertarung. Alangkah terkejutnya Minakjingga saat melihat sejata pusakanya ada di tangan Damarwulan.<br />
<br />
<br />
“Hai, Damarwulan! Bagaimana kamu bisa mendapatkan senjataku?” tanya Minakjingga heran.<br />
Damarwulan tidak menjawab. Ia segera menyerang Minakjingga dengan senjata gada wesi kuning yang ada di tangannya. Minakjingga pun tidak bisa melakukan perlawanan sehingga dapat dengan mudah dikalahkan. Akhirnya, Adipati Blambangan itu tewas oleh senjata pusakanya sendiri. Damarwulan memenggal kepada Minakjingga untuk dipersembahkan kepada Ratu Ayu Kencana Wungu.<br />
<br />
<br />
Dalam perjalanan menuju Majapahit, Damarwulan dihadang oleh Layang Seta dan Layang Kumitir. Kedua orang yang bersaudara itu adalah putra Patih Logender. Rupanya, mereka diam-diam mengikuti Damarwulan ke Blambangan. Saat melihat Damarwulan berhasil mengalahkan Minakjingga, mereka hendak merebut kepala Minakjingga agar diakui sebagai pemenang sayembara.<br />
“Hai, Damarwulan! Serahkan kepala Minakjingga itu kepada kami!” seru Layang Seta.<br />
<br />
<br />
Damarwulan tentu saja menolak permintaan itu. Pertarungan pun tak terelakkan. Layang Seta dan Layang Kumitir mengeroyok Damarwulan dan berhasil merebut kepala Minakjingga. Kepala itu kemudian mereka bawa ke Majapahit. Pada saat mereka hendak mempersembahkan kepala itu kepada sang Ratu, tiba-tiba Damarwulan datang dan segera menyampaikan kebenaran.<br />
<br />
<br />
“Ampun, Gusti! Hamba telah berhasil menjalankan tugas dengan baik. Namun, di tengah jalan, tiba-tiba Layang Seta dan Layang Kumitir menghadang hamba dan merebut kepala itu dari tangan hamba,” lapor Damarwulan.<br />
“Ampun, Gusti! Perkataan Damarwulan itu bohong belaka. Kamilah yang telah memenggal kepala Minakjingga,” sanggah Layang Seta.<br />
<br />
<br />
Pertengkaran antara kedua pihak pun semakin memanas. Mereka sama-sama mengaku yang telah memenggal kepala Minakjingga. Ratu Ayu Kencana Wungu pun menjadi bingung. Ia tidak dapat menenentukan siapa di antara mereka yang benar. Maka, sebagai jalan keluarnya, penguasa Majapahit itu meminta kedua belah pihak untuk bertarung.<br />
<br />
<br />
“Sudahlah, kalian tidak usah bertengkar lagi!” ujar Ratu Ayu Kencana, “Sekarang aku ingin bukti yang jelas. Bertarunglah kalian, siapa yang berhasil menjadi pemenangnya pastilah ia yang telah membinasakan Minakjingga.”<br />
<br />
Akhirnya, mereka pun bertarung. Kali ini, Damarwulan lebih berhati-hati menghadapi kedua putra Patih Logender itu. Ia harus membuktikan kepada sang Ratu bahwa dirinyalah yang benar. Demikian pula Layang Seta dan Layang Kumitir, mereka tidak ingin kebohongan mereka terbongkar di hadapan sang Ratu.<br />
<br />
Dengan disaksikan oleh sang Ratu dan seluruh rakyat Majapahit, pertarungan itu pun berlangsung sangat seru. Kedua belah pihak mengeluarkan seluruh kekuatan masing-masing demi memenangkan pertandingan. Pertarungan itu akhirnya dimenangkan oleh Damarwulan. Layang Seta dan Layang Kumitir pun mengakui kesalahan mereka dan dimasukkan ke penjara, sedangkan Damarwulan pun berhak menikah dengan Ratu Ayu Kencana Wungu.<br />
* * *<br />
Demikian cerita Damarwulan dan Minakjingga dari Banyuwangi, Jawa Timur. Kisah ini terus berkembang menjadi cerita rakyat dengan berbagai versi. Terlepas dari itu, cerita ini juga dikisahkan dalam bentuk sastra seperti dalam Serat Kanda, Serat Damarwulan, Serat Blambangan, dan sebagainya. Cerita tentang Damarwulan dan Minakjingga juga menjadi tema pertunjukan dalam pementasan teater rakyat Jawa Timur. Bahkan, legenda Damarwulan dan Minakjingga ini telah diangkat dalam film layar lebar.<br />
<br />
<br />
Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini antara lain, pertama, sikap suka ingkar janji akan menimbulkan dampak yang buruk, seperti sikap ingkar janji Ratu Ayu Kencana Wungu mengakibatkan pecahnya peperangan antara Majapahit dan Blambangan. Kedua, sifat jahat, yakni suka merampas hak orang lain, terlihat pada perilaku Layang Seta dan Layang Kumitri yang merampas hak Damarwulan sebagai pemenang sayembara. Akibatnya, kedua orang licik itu pun masuk penjara. (Samsuni/Sas/254/05-11) </div>
Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-52067708535409124102013-08-04T21:04:00.003-07:002017-11-03T07:06:18.220-07:00Legenda Prabu Tawang Alun Desa Macan Putih Banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;">
</div>
<br />
<div style="text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b>DESA MACAN PUTIH KECAMATAN KABAT KABUPATEN BANYUWANGI</b></span></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ7Dh-9dCsyhdo1xZlnVP9JpqDf52Updy1t2VNqZMyyFWGArL-Qt-SjFluAv9TbAhKkg3Fk_aLuV7Ip48Zms6xa5vIvzbE5UMV9HSlxmBxqzMUbE-cWCxTTlF3FP8kSIBkSStyQkPcNr3W/s1600/Macan+putih+Banyuwangi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="267" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZ7Dh-9dCsyhdo1xZlnVP9JpqDf52Updy1t2VNqZMyyFWGArL-Qt-SjFluAv9TbAhKkg3Fk_aLuV7Ip48Zms6xa5vIvzbE5UMV9HSlxmBxqzMUbE-cWCxTTlF3FP8kSIBkSStyQkPcNr3W/s400/Macan+putih+Banyuwangi.jpg" width="400" /></a></div>
<br />
<b>“PRABU TAWANG ALUN”</b> Kerajaan Tawang Alun minangka kerajan ing Banyuwangi kerajaan kuwi dijenengi Tawng Alun amarga dipimpin kaliyan Kerajan Tawang Alun, <br />
<br />
yen saiki pangenane ana ing Kecamatan Rogojampi, masa kerajaan Tawang Alun jaman kejaanae bibar kejaraan Blambangan yaiki masa Minakjingga miturut carita yen kakuwasane kerajaan Blambangan kuwi saka daerah srono megidhul – ngulan yaiki tekan alas purwa,<br />
<br />
yen kakuwasanane Tawang Alun saka daerah Rogojampi Tekan Banyuwangi kutha, Prabu Tawang Alun minangka Ratu kerajaan kang ngugemi banget marang rakyate saengga kerajane bisa loh jinawi rakyat tentrem ora kurang pangan amarga rakyat kang demen banget kaliyan Prabu Tawang Alun nggawe adine Tawang Alun yaiku Wira Brata cemburu lan rebutan kakuwasan kaliyan Prabu Tawang Alun, sipate Wira Brata kebandhing kuwalik kaliyan Prabu Tawang Alun,<br />
<br />
<br />
Wira Brata nduweni sipat kasar lan sekarepe dhewe, Wira Brata kepingin alih kakuwasaan, Prabu Tawang Alun wedi yen Wira Brata ora bisa mimpin kerajaan saengga njalari peperangan antarane Prabu Tawang Alun kaliyan Wira Brata ning Wira Brata diewangi kaliyan Prabu Gingsing,<br />
<br />
<br />
pungkasane Wira Brita mati ing tangane Prabu Tawang alun Patih Gingsing ora terima, dheweke milu tarung kaliyan Prabu tawang pungkasane Prabu Gingsing ya mati ning tangan Tawang Alun,<br />
<br />
<br />
<img border="0" height="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZSNZfWkfvDNoeE-H50y-WTI5bDx9FvMpyKYtF_P4TjQ32hVAVtqRXsNsNaUYW3SybxOyYUogRICVYXY0X1MswI_TXCQuTDHM9fh6bbRV4Y5mM0ebXnWxAHmw8Idez9ITMAtUmFna6lz2U/s320/prabu+tawang+alun.jpg" width="320" /><br />
<br />
<br />
Prabu Tawang Alun getun mentas mateni adhine, dheweke dadi murung , mula kuwi prabu tawang alun mutusake tapa, panggenane tapa Prabu Tawang yaiku ing Gunung Raung sasuwene tapa Prabu tawang alun keprungu swarane wong ngomong<br />
<br />
“HEI NGER ANAKKU, KOWE KOK KEPENAK-PENAKEN TAPA ING KENE, SADARO MENGKO YEN ANA MACAN PUTIH KUWI KEDARAANMU”<br />
<br />
wektu kuwi Pangeran Tawang Alun melek lan weruh macan putih lan tarung kaliyan macan putih, pungkasane Macan Putih kalah lan lulut kaliyan Prabu Tawang Alun, lan numpaki Macan Putih, ujuk-ujuk macan putih mandhek ing salah sawijine panggenan mula panggenan kuwi dijenengi MACAN PUTIH kang ana ing kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Rogojampi,<br />
<br />
jeneng Tawang Alun kuwi saiki digawe jeneng desa Tawang Alun ing Rogojampi lan didakake jeneng terminal Tawang Alun ing kecamatan Genteng.<br />
<br />
Narasumber : Narudin<br />
<br />
<br /></div>
Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-19853704839498612062013-08-04T20:37:00.001-07:002017-11-03T07:06:54.497-07:00Fenomena Anak Gendruwo Dari Alas Purwo Banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
FENOMENA WAGINI SI ANAK GENDRUWO<br />
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="//www.youtube.com/embed/iCLP3vnUlTQ" width="420"></iframe><br />
<br />
<a href="http://forum-blambangan.blogspot.com/2013/08/mitos-alas-purwa-banyuwangi-pura-giri.html" target="_blank">Fenomena Wagini Si Anak Ganderuwo</a><br />
Benar-benar suatu peristiwa yang Spektakuler dan jarang dapat kita lihat dan bayangkan di kehidupan kita sehari-hari seandainya sosok makhluk gaib yang satu ini benar-benar ada dan hidup satu alam dengan kita. Memang jenis Jin yang satu ini sangat ditakuti oleh wanita karena sosok aslinya sangat mengerikan dengan bulu-bulu lebat yang membalut kulitnya.<br />
<br />
Dan sangat doyan dengan wanita apalagi wanita tersebut tidur tampa pakaian alias bugil langsung deh diterkam dan digumulinya sampai puas dan sampai klimaksnya, walau perasaan sang wanita dia sedang berhubungan dengan orang yang dicintainya dalam mimpinya.<br />
<br />
<br />
Pada tayangan disalah satu Tv swasta pada Jum`at malam, yang juga dihadiri oleh tokoh Supranatural Ki Ageng Kiwi dan Seorang Tokoh Supranatural Wanita yang juga sebagai Ibu Asuh Wagini, benar-benar membahas tentang Ganderuwo dan adat kebiasaannya. Ki Ageng Kiwi memaparkan bahwasanya dia telah berjumpa dengan anak Ganderuwo yang bernama WAGINI dan telah<br />
<br />
mengangkatnya sebagai anak. Asal muasalnya sianak Ganderuwo ini adalah hasil hubungan badan antara Bapak Ganderuwo dengan seseorang kembang desa disuatu desa terpencil di daerah Jawa.<br />
Kebetulan suami si wanita sering pergi keluar kota, jadi disuatu malam tiba-tiba sang suami pulang dan langsung mengajak si istri berhubungan badan berkali kali, tetapi disaat hari menjelang pagi sang suami yang sebenarnya pulang dan mengajak berhubungan tetapi si istri menolak ” kan semalam<br />
<br />
<br />
kamu sudah menggauli aku mas, bahkan sampai tujuh kali!” seru sang istri. Dengan wajah yang kesal si suaminya pun marah ” apa kau bilang aku yang melakukannya, dasar kau wanita murahan tak sudi aku melihat wajahmu lagi pergi kau dari sini!!!” hardik sang suami. Akhirnya sang istripun pergi dan tinggal ditempat orang tuanya. Hari belalu begitu cepat sampai akhirnya kandungan wanita itupun membesar dan lahirlah seorang anak yang sangat aneh wajahnya buruk sekali dengan tubuh yang ditumbuhi bulu-bulu yang lebat,<br />
<br />
sang ibu yang pada mulanya masih mengasuh putranya sampai sekitar 5 tahun dan anak tersebut tumbuh sangat cepat dari anak seusianya dengan porsi makan yang banyak sang ibu tidak tahan lagi dan mulai memaki anaknya dan sampai memukul sang anak tapi tiba-tiba muncul sosok Bapak Ganderuwo dengan wujud aslinya yang sangat menakutkan dengan tinggi tiga meter dengan wajah marah membawa anak tersebut pergi.<br />
<br />
<br />
Saat ini Wagini diasuh oleh seorang Eyang wanita yang namanya saya lupa, dan sang Eyang memang telah dipertemukan oleh Tuhan sebagai Ibu asuh Wagini, dan dapat berkomunikasi dengan Wagini dengan bahasa gaib. Bukan Wagini saja yang diasuh sang Eyang ada juga Manusia Kepiting yang dijumpai di pulau Makasar, memang wujudnya seperti kepiting dengan capit di kedua tangannya dan di badannya ada bulatan. Konon manusia kepiting tersebut adalah seorang pangeran kepiting ” Aneh Tapi Nyata”.<br />
<br />
<br />
Menurut Eyang, Wagini ini masih berumur bulanan hitungan di alam gaib walau tampak seperti orang dewasa di dunia Nyata, tampak jelas giginya belum tumbuh yang ada cuma gusi saja. Eyang juga memaparkan pertemuannya dengan wagini disaat dia pergi kesalah satu hutan dan melihat wagini sedang membawa kayu di hutan, banyak orang ketakutan melihat Wagini. Karena merasa Iba saya menemuinya dan akhirnya sampai saat sekarang dia ikut saya dan saya asuh bersama teman-teman sebangsanya di kediaman saya.</div>
Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-8096172775351420869.post-64513360789226191052013-08-04T20:12:00.003-07:002017-11-03T07:11:44.450-07:00Tarian Khas Banyuwangi<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Pada postingan kali ini isun mau Bahas tentang Tarian Khas Banyuwangi..<br />
Ternyata banyuwangi Memiliki tarian tarian banyak sekali,Dari tarian yang Kuno hingga yang terbaru di ciptakan..<br />
dari tari tarian tersebut, yang pastinya ada banyak cerita-cerita dan makna yang tersimpan dalam <b>tari banyuwangi</b> tersebut.<br />
<br />
<b>1.</b> <b>Tari</b> <b>Gandrung</b><br />
<br />
<br />
<b>Tari Banyuwangi </b>yang satu ini telah menjadi lambang kota Banyuwangi hingga Banyuwangi sering dipanggil sabagai Kota Gandrung. Tari Gandrung adalah tari perayaan panen yang terinspirasi pada pesona Dewi Sri yang dianggap sebagai Dewi Padi dan Kemakmuran. Pada awalnya tarian ini diperankan oleh para laki-laki yang didandani layaknya para perempuan. Namun kini para penari perempuan yang masih terlihat aktif. Hal ini dikarenakan fatwa para ulama’ yang melarang laki-laki berdandan dan berkelakuan seperti perempuan. Namun yang kini menjadi ikon Kota<br />
<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfQn1M3jkmvoiLcaTvczROilePwS38W7gNzIyDUgnQHhciZZyVIp2wFnBvCQ68P1RTZl4CwDr0E431D5270Cd-s_u5tU3YiCPYOQzkSTpfvfBrwWNMrSsrskQV4UAc4D1WJeOhjCbr1Kc/s1600/gandrung+banyuwangi+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjfQn1M3jkmvoiLcaTvczROilePwS38W7gNzIyDUgnQHhciZZyVIp2wFnBvCQ68P1RTZl4CwDr0E431D5270Cd-s_u5tU3YiCPYOQzkSTpfvfBrwWNMrSsrskQV4UAc4D1WJeOhjCbr1Kc/s640/gandrung+banyuwangi+1.jpg" width="640" /></a><b> </b><br />
<br />
<b>2. Tari Seblang</b><br />
Tari seblang merupakan cikal bakal terciptanya tari gandrung. Tari ini masih dilestarikan dua desa di Banyuwangi, yakni Desa Oleh Sari dan Desa Bakungan. Dua desa ini memiliki kesamaan dalam pelaksannanya yakni penari adalah seorang wanita yang ketika menari dimasuki roh halus nenek moyang.<br />
<br />
<br />
Namun dua desa ini juga memiliki beberapa perbedaan dalam detail pelaksanaannya. Desa Oleh Sari memilih penari seorang wanita kecil yang belum akil balig. Sedangkan di Desa Bakungan penarinya adalah wanita yang sudah berumur dan tidak lagi mengalami haid (menopause). Waktu pelaksanaan juga berbeda, jika Desa Oleh Sari melaksanakannya di satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri, maka Desa Bakungan melaksanakannya satu minggu setelah Hari Raya Idul Adha.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFVdQx9ZAYDZMgFyqDbsRj70Um1O2QMccwKJ7QLHH9psw2C9KQHNQv_cslR7xq4OzmSe-5lXnjO1441zZLrP9xRzKxVgDY0pV56TMz_TP0zhLBnJBuzjk_BKCXuellaN1WeDawTExtMzI/s1600/Tari+seblang+banyuwangi+1.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFVdQx9ZAYDZMgFyqDbsRj70Um1O2QMccwKJ7QLHH9psw2C9KQHNQv_cslR7xq4OzmSe-5lXnjO1441zZLrP9xRzKxVgDY0pV56TMz_TP0zhLBnJBuzjk_BKCXuellaN1WeDawTExtMzI/s1600/Tari+seblang+banyuwangi+1.jpg" /></a></div>
<br />
<br />
<b>3. Tari Erek-erek</b><br />
<br />
<b>Tari Banyuwangi</b> yang satu ini lebih menuju ke arah tata cara pemuda dan pemudi memulai hubungan asmara. Diawali dengan memandang, mengatur pertemuan khusus hingga menuju pada hubungan yang lebih serius.<br />
<br />
<br />
<b>4. Tari Santri Mulih</b><br />
<br />
Merupakan <b>tari Banyuwangi</b>yang cukup baru hadir di <b>Banyuwangi</b>. Tarian ini diciptakan oleh Bp. Sumitro atau yang biasa dipanggil Kang Mitro pendiri dan pemimpin Sanggar Tari Jingga Putih. Tari ini diciptakan tahun 2008. Sedangkan tema yang diambil adalah kisah para santri pesantren yang menimba ilmu di pesantren dan akhirnya kembali ke rumah dan berbaur kembali dengan masyarakat.<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgECKoSV4XtTBn3ES21h-JkmAwiwMCn5ZEFGjoEhHp0dIBkINxL3wSaz2XATZ2HP1y3igsngfNhs3hqZ5JCBIeGJr26MnfNaJ0cZfFLiGMnIKgBYX8ufmNfLXPF3StOW-Hmw67NdQa-Rhg/s1600/tari-santri-mulih,+tari+banyuwangi,+tarian+banyuwangi,+tari+gandrung+banyuwangi,+tari+jejer+banyuwangi,+tari+seblang+banyuwangi,+tari+janger+banyuwangi,+tari+kuntulan+banyuwangi,+tarian+dari+banyuwangi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" height="361" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgECKoSV4XtTBn3ES21h-JkmAwiwMCn5ZEFGjoEhHp0dIBkINxL3wSaz2XATZ2HP1y3igsngfNhs3hqZ5JCBIeGJr26MnfNaJ0cZfFLiGMnIKgBYX8ufmNfLXPF3StOW-Hmw67NdQa-Rhg/s640/tari-santri-mulih,+tari+banyuwangi,+tarian+banyuwangi,+tari+gandrung+banyuwangi,+tari+jejer+banyuwangi,+tari+seblang+banyuwangi,+tari+janger+banyuwangi,+tari+kuntulan+banyuwangi,+tarian+dari+banyuwangi.jpg" width="640" /></a></div>
<br />
<b>5. Barong Banyuwangi</b><br />
<br />
<b>Tari Banyuwangi</b> yang satu ini biasa dipertunjukkan di acara adat “Barong Ider Bumi” yang diadakan tahunan di Desa Kemiren Banyuwangi. Acara adat tersebut dipercaya dapat menolak balak. <span id="fullpost">Iring-iringan barong itu diarak keliling kampung. Dibelakangnya ada tujuh perempuan tua yang membawa ubo rampe (perkakas ritual) dan lima perempuan pembawa beras kuning dan uang Rp 99.900</span><br />
<br />
<span id="fullpost"><b>6. Tari Puput Bayu</b></span><br />
<br />
<span id="fullpost">Merupakan <b>Tari Banyuwangi</b> bernuansa perang. Puput Bayu merupakan perang terkejam di Banyuwangi antara para penduduk asli Blambangan dan VOC Belanda. Peperangan ini dikemas dalam sebuah seni tari yang diberi judul “Tari Puput Bayu”.</span><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqyXUOh6XW3CMPDtyzun0NadIVX1zvGvjPkvdALN8Tq_G9DW8RyN7dCNXir7oljoy2BkGrb0t1m5utsNrS_6Pzal3Vi8akPfMpQYc_LKi5T1NMU6rFFZ3jWFFepZnc9R3Yp4KsHfBxs-s/s1600/tari+puput+bayu,+tari+banyuwangi,+tarian+banyuwangi,+tari+gandrung+banyuwangi,+tari+jejer+banyuwangi,+tari+seblang+banyuwangi,+tari+janger+banyuwangi,+tari+kuntulan+banyuwangi,+tarian+dari+banyuwangi.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqyXUOh6XW3CMPDtyzun0NadIVX1zvGvjPkvdALN8Tq_G9DW8RyN7dCNXir7oljoy2BkGrb0t1m5utsNrS_6Pzal3Vi8akPfMpQYc_LKi5T1NMU6rFFZ3jWFFepZnc9R3Yp4KsHfBxs-s/s1600/tari+puput+bayu,+tari+banyuwangi,+tarian+banyuwangi,+tari+gandrung+banyuwangi,+tari+jejer+banyuwangi,+tari+seblang+banyuwangi,+tari+janger+banyuwangi,+tari+kuntulan+banyuwangi,+tarian+dari+banyuwangi.jpg" /></a></div>
<span id="fullpost"><b> </b> </span><br />
Demikian beberapa <b>Tari Banyuwangi</b> yang bisa kita bahas kali ini. Semoga bermanfaat.<br />
Artikel di atas ini Bersumber dari:<a href="http://bisnis-banyuwangi.blogspot.com/" target="_blank"> http://bisnis-banyuwangi.blogspot.com</a> </div>
Unknownnoreply@blogger.com0